Friday 17 May 2013

TERNYATA AMIRUL MUKMININ



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Ketika ditunjuk dan diangkat sebagai “amirul mukminin” untuk wilayah Mada’in dan sekitarnya; Salman Al-Farisi r.a tetap bekerja sebagai penganyam daun kurma untuk menafkahi keluarganya, dan menolak untuk menerima gaji yang telah ditetapkan para sahabat Rasulullah SAW yang lain untuk tugasnya tersebut. Salman meminta para sahabat untuk memanfaatkan “uang baitul maal” yang disisihkan sebagai gajinya itu dimanfaatkan untuk kepentingan kaum muslimin yang lebih membutuhkan pertolongan dari diri dan keluarganya.

Pada suatu hari  setelah menjual hasil anyamannya di pasar; Salman berjalan-jalan menelusuri jalan raya untuk memperhatikan kondisi rakyat yang dipimpinnya, kalau-kalau ada di antara mereka yang membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian Salman melihat beberapa orang laki-laki asing yang sedang bersiap-siap untuk memikul beberapa karung kurma, dan ketika Salman mendekat seorang dari mereka berkata: “Dapatkah anda mengikuti dan sekaligus menolong kami memindahkan barang-barang ini.” Lalu tanpa berkata apa-apa Salman kemudian mengangkat barang yang dimaksudkan dan melangkahkan kakinya mengikuti perjalanan laki-laki tersebut.

Diperjalanan mereka berpapasan dengan satu rombongan lain, dan kepada  mereka Salman pun memberi salam. Dan seketika itu juga  rombongan tersebut berhenti dan menjawab salam yang diucapkan Salman: “Wa’alaikumussalam ya, amirul mukminin.”  

Mendengar jawaban salam dari rombongan tersebut, serta merta orang yang ditolong Salaman tersebut  terkejut dan bertanya-tanya dalam hati: “Siapakah amirul mukminin  yang mereka maksudkan”. Dan mereka semakin terkejut ketika ada beberapa laki-laki dari rombongan itu yang mendekati Salman seraya berkata: “Ya amirul mukminin, berikan beban itu kepada kami.” Dan belum sempat Salman menjawab permintaan rombongan tersebut, laki-laki pemilik barang yang dipikul Salman datang mendekati “sang amir” dan berkata dengan gemetaran: “Wahai amirul mukmin, kami mohon ma’af atas kelancangan kami meminta anda untuk menolong kami membawa beban berat ini, karena kami tidak tahu kedudukan anda yang mulia.”

Salman al-Farisi hanya tersenyum dan berkata kepada pemilik barang yang ia pikul: “Wahai saudaraku, aku memang telah diberi kehormatan oleh Allah SWT sebagai pemimpin kaum muslimin di wilayah ini, tapi amanah tersebut bukanlah agar diriku mendapat pelayanan atau dilayani oleh orang banyak; bahkan sebaliknya sebagai pemimpin, akulah yang lebih berhak melayani kalian sebagaimana yang telah diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepadaku. Jadi biarkan aku memikul dan mengantarkan barang-barang ini ke tempat tujuannya.”

Usai mengatakan hal itu, Salman meneruskan langkahnya sambil memikul bebannya menuju tempat yang dimaksudkan oleh si pemilik barang yang ditolongnya. Wallahua’lam.

Jakarta, 07 Rajab 1434 H / 17 Mei 2013
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.