oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Ketika ditunjuk dan diangkat sebagai “amirul mukminin” untuk
wilayah Mada’in dan sekitarnya; Salman Al-Farisi r.a tetap bekerja sebagai
penganyam daun kurma untuk menafkahi keluarganya, dan menolak untuk menerima
gaji yang telah ditetapkan para sahabat Rasulullah SAW yang lain untuk tugasnya
tersebut. Salman meminta para sahabat untuk memanfaatkan “uang baitul maal”
yang disisihkan sebagai gajinya itu dimanfaatkan untuk kepentingan kaum
muslimin yang lebih membutuhkan pertolongan dari diri dan keluarganya.
Pada suatu hari setelah menjual hasil anyamannya di pasar;
Salman berjalan-jalan menelusuri jalan raya untuk memperhatikan kondisi rakyat
yang dipimpinnya, kalau-kalau ada di antara mereka yang membutuhkan bantuan. Tak
lama kemudian Salman melihat beberapa orang laki-laki asing yang sedang bersiap-siap
untuk memikul beberapa karung kurma, dan ketika Salman mendekat seorang dari
mereka berkata: “Dapatkah anda mengikuti dan sekaligus menolong kami
memindahkan barang-barang ini.” Lalu tanpa berkata apa-apa Salman kemudian
mengangkat barang yang dimaksudkan dan melangkahkan kakinya mengikuti
perjalanan laki-laki tersebut.
Diperjalanan mereka
berpapasan dengan satu rombongan lain, dan kepada mereka Salman pun memberi salam. Dan seketika
itu juga rombongan tersebut berhenti dan
menjawab salam yang diucapkan Salman: “Wa’alaikumussalam
ya, amirul mukminin.”
Mendengar jawaban
salam dari rombongan tersebut, serta merta orang yang ditolong Salaman tersebut
terkejut dan bertanya-tanya dalam hati:
“Siapakah amirul mukminin yang mereka maksudkan”.
Dan mereka semakin terkejut ketika ada beberapa laki-laki dari rombongan itu
yang mendekati Salman seraya berkata: “Ya
amirul mukminin, berikan beban itu kepada kami.” Dan belum sempat Salman
menjawab permintaan rombongan tersebut, laki-laki pemilik barang yang dipikul
Salman datang mendekati “sang amir” dan berkata dengan gemetaran: “Wahai amirul
mukmin, kami mohon ma’af atas kelancangan kami meminta anda untuk menolong kami
membawa beban berat ini, karena kami tidak tahu kedudukan anda yang mulia.”
Salman al-Farisi hanya tersenyum dan berkata kepada
pemilik barang yang ia pikul: “Wahai saudaraku, aku memang telah diberi
kehormatan oleh Allah SWT sebagai pemimpin kaum muslimin di wilayah ini, tapi
amanah tersebut bukanlah agar diriku mendapat pelayanan atau dilayani oleh
orang banyak; bahkan sebaliknya sebagai pemimpin, akulah yang lebih berhak
melayani kalian sebagaimana yang telah diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepadaku.
Jadi biarkan aku memikul dan mengantarkan barang-barang ini ke tempat
tujuannya.”
Usai mengatakan hal itu, Salman meneruskan langkahnya
sambil memikul bebannya menuju tempat yang dimaksudkan oleh si pemilik barang
yang ditolongnya. Wallahua’lam.
Jakarta, 07 Rajab 1434 H / 17 Mei 2013
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment