0leh:
KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Di
siang terik dengan panas yang menyengat itu Mu’awiyah mencari “amirul mukminin” Umar bin Khattab
r.a. Mu’awiyah ingin menyampaikan kabar gembira tentang kemenangan pasukan kaum
muslimin atas pasukan Rumawi di Iskandariyah (Mesir), dan suasana panas yang
menyengat itu memunculkan dugaan dalam diri Mu’awiyah, bahwa “sang Khalifah”
sedang tidur siang di masjid (Nabawi), lalu dengan langkah bergegas
Mu’awiyah pergi ke masjid. Akan tapi ternyata Sayyidina Umar tidak ada di
masjid. Lalu iapun balik bergegas ke rumah Umar dan berpikir, siapa tahu Umar
sedang tidur dan beristirahat di rumahnya sendiri.
Sampai
di rumah “Umar” ternyata “Sang Khalifah” sedang sibuk membantu menyelesikan
pekerjan nrumah bagi keluarganya. Beliau tidak tidur ataupun beristirahat
sebagaimana yang dipikirkan Mu’awiyah. Selanjutnya seteah menerima dan
mendengar cerita Mu’awiyah, Umar r.a berkata:
“Wahai Mu’awiyah, mengapa engkau
berpikiran bahwa aku sedang tidur siang di masjid atau di rumahku sendiri.”
Dengan
tersipu-sipu Mu’awiyah menjawab: “Mohon ma’af amirul mukminin, aku hanya
sekedar menduga, lantaran siang ini cuacanya sangat terik dan panasnya terasa
menyengat.”
Mendengar
itu, dengan tegas Umar berkata kepada
Mu’awiyah:
“Wahai Mu’awiyah, bila aku tidur di
siang hari, maka hal itu berarti aku sudah mengabaikan hak-hak rakyat yang
harus aku tunaikan untuk mereka; termasuk di dalamnya hak keluargaku sendiri.
Sebab bagaimanapun aku adalah juga seorang pemimpin di dalam keluargaku.
Sebaliknya jika aku tidur sepanjang malam, maka hal itu merupakan suatu
kerugian, sebab aku telah menyia-nyiakan dan mengabaikan hak-hak diriku, yang patut kutunaikan kepada
Allah SWT. Sungguh aku hanya tidur sekadar yang perlu untuk menjaga diriku agar
tetap sehat, agar dapat menjalankan tugas yang telah diamanahkan Allah
kepadaku.”
Mu’awiyah
hanya tersipu-sipu mendengar ucapan Umar dan kemudian berlalu setelah sekali
lagi memohon ma’af kepada “sang
Khalifah”.
Mudah-mudahan
petikan kisah ini, menjadi pelajaran berharga bagi kita; minimal sebagai hamba
Allah yang diberi amanah untuk
memimpin dan mendidik keluarga sendiri. Wallahu’alam.
(dipetik
dan diedit dari Kisah-Kisah Sufistik)
Bagansiapiapi,
14 Dzulqaidah 1434 H / 18 Oktober 2013
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment