Friday 13 December 2013

HAKIKAT KESEJATIAN CINTA



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
====================

Katakanlah (hai Muhammad): Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah  (apa-apa yang telah diwahyukan kepada) aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Ali ‘Imran: 31)
Mengacu dan mengaplikasikan Firman Allah Ta’ala di atas, maka sebagai mukmin; kita semua  pasti mencintai Allah dan Rasul-Nya; Muhammad SAW. Akan tetapi boleh jadi banyak di antara kita yang tidak mampu untuk menjelaskan tentang makna atau menggambarkan hakikat kesejatian cinta yang kita miliki itu. Oleh sebab itu barangkali dengan menyimak dan memahami beberapa “dalil atau definisi” cinta yang diungkapkan sebahagian ulama berikut ini (saya haya memilih beberapa di antaranya), kita akan menjadi tahu seberapa besar sesungguhnya cinta kita tersebut. Atau boleh jadi kita memang belum sepenuh hati mencintai Allah dan Rasul-NYA.

Menurut SYAIKH ABI YAZID AL BISTHAMI r.a, “cinta” itu adalah: “Rela meniadakan sesuatu apapun yang datang  dari kita atau orang lain walau sebesar apapun, dan senantiasa memandang besar dan membesar-besarkan pemberian dari yang dicintai, walau hanya sebesar biji bayam.”

IMAM AL-QUSYAIRI r.a: Mengutamakan sang kekasih diatas yang dikasihi (lainnya).”

SYAIKH ALI AHMAD AR-RUDZBARRI rhml: Rela meninggalkan kehendak diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan kehendak sang kekasih.”

SYAIKH ABU ABDULLAH Al-QURASYI rhml: Sanggup memberikan segenap diri kepada sang kekasih, hingga tak sesuatupu tersisa untuk diri sendiri. Atau dengan istilah lain: Rela berkorban apa saja.”

SYAIKH ABDULLAH AL-GHAZALI: “Tak ingin membantah sedikit-pun dan berpisah sekejap-pun dengan sang kekasih.”

Sementara yang paling utama dari “pendapat-pendapat” di atas  adalah apa yang yang dinukil oleh SYAIKH MUHAMMAD BIN UMAR AN-NAWAWY AL-BANTANY dalam Kitab beliau NASHOIHUL ‘IBAD; Bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Bukti kebenaran dan kesejatian cinta terdapat pada tiga hal (keadaan) yakni; Memilih ucapan sang kekasih daripada ucapan orang lain; memilih duduk dengan sang kekasih daripada duduk dengan orang lain; dan memilih kerelaan sang kekasih   ketimbang kerelaan orang lain.”

Nah, sekarang cobalah ukur hakikat kesejatian cinta yang anda miliki. Wallahua’lam


Bagansiapiapi, 9 Safar 1435 H / 13 Desember 2014
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.