“Akhlaqul karimah” atau akhlak yang mulia
adalah menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang dan berbuat dengan amaliah
penduduk surga. Setiap ucapan harus di-ikuti dengan perbuatan mulia yang nyata
adanya.
Allah SWT
berfirman : “Jadilah pemaaf dan suruhlah manusia
berbuat baik dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” ( Q.S.
AL-A’RAAF: 199 )
Makna ayat di-atas adalah agar anda mema’afkan orang
yang berbuat aniaya kepada anda, menyambung silatur-rahmi terhadap orang yang
memutuskan tali kasih, berpaling dari orang yang tidak mengerti tentang diri
anda, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada anda. Sebab Rasulullah SAW diutus justru dengan
misi “makarimal-akhlaq” (untuk memperbaik akhlak), sehingga beliau
senantiasa berdo’a :
“Allaahummaghfir li qoumii fain-nahum
laa ya’lamuun ( Ya Allah, ampunilah kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui)”
Selain itu yang termasuk ke
dalam sikap pemurah adalah menyebarkan salam, memberi makan, menyambung
silatur-rahmi, dan shalat malam di-saat manusia tertidur lelap. Inilah
sebahagian perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang berakhlak mulia.
“Makarimal-ahklaq” juga mengandung makna
membalas dengan lebih baik kepada orang lain yang berbuat baik. Oleh sebab itu
orang yang berakhlak mulia akan selalu
memberi sebelum diminta; mema’afkan kepada orang lain yang selalu bangga dengan
perbuatannya yang ada cacat celanya; suka melupakan kekeliruan teman dan rela
memberikan kekayaannya bagi orang yang membutuhkannya. Wallahua’lam
(Dinukil dan
diedit dari kitab RAUDHAH AT-THALIIBIN WA ‘UMDATUL SALIKIN
karangan
Hujjatul Islam ABU HAMID BIN MUHAMMAD AL-GHAZALI rhmlh)
Bagansiapiapi, 2 Safar 1435 H / 6 Desember 2013
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment