oleh: KH.Bachtiar Ahmad
======================
Bagi sebahagian
kita soal “memanjangkan umur” adalah suatu hal yang mustahil untuk
dilakukan. Alasannya tentu sudah sangat jelas, bahwa umur itu sudah ditetapkan
batasannya oleh Allah SWT sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam
Firman-Nya:
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka
apabila telah datang waktunya, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak pula dapat memajukan-Nya.”
(Q.S.
Al-A’raaf: 34)
Dan
hal ini semakin dipertegas Allah Ta’ala dengan Firman-Nya:
“Dan Allah
menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan
kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun
mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan-Nya) di dalam Kitab (Lauhul
mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu
bagi Allah adalah mudah.” (Q.S. Fathir: 11)
Akan
tetapi bagaimana pula dengan sabda Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan
dalam sebuah hadis:
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizqinya
dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia banyak bersilaturahmi
(menghubungkan tali kekeluargaan).” (HR. Mutafaq ‘alaihi dari Anas r.a)
Dalam
hal ini sekalipun “umur” kita sudah ditetapkan batasannya oleh Allah SWT.
Akan tetapi tentulah tidak ada salahnya kita berusaha sebagaimana yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW tersebut. Sebab bagaimanapun juga, Allah Maha
Berkuasa atas segala sesuatunya lagi Maha Bijaksana dalam menetapkan apa-apa
yang Dia kehendaki sebagaimana
firman-Nya:
“Dan Dialah yang
berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-An’aam: 18)
Artinya adalah,
bahwa Allah bisa saja merubah “takdir umur” yang telah ditetapkan-Nya untuk
kita lantaran adanya usaha dan do’a yang kita mohonkan. Atau malah sebaliknya
“mempersingkat umur” kita lantaran kedurhakaan yang kita lakukan. Oleh sebab itu,
memperhatikan kondisi yang demikian ini, maka mari kita berusaha dan memohon
kepada Allah untuk “memperpanjang umur” dengan banyak melakukan silaturahmi
sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW tersebut dengan siapa saja,
terutama dengan saudara-saudara kita yang seiman.
Dalam sebuah
hadis qudsi Allah SWT berfirman:
“Aku ar-Rahman,
telah Ku-ciptakan ar-Rahim dan Ku-petikkan baginya nama dari nama-Ku; Maka
barangsiapa yang menghubungkannya (silaturahmi), niscaya Aku akan
menghubunginya dengan rahmat-Ku; Dan barangsiapa yang meutuskannya, niscaya Aku
putuskan hubungan-Ku dengannya; Dan barangsiapa yang mengokohkannya, niscaya
Aku kokohkan pula hubangan-ku dengannya; Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului
kemurkaan-Ku (bagi orang yang suka bersilaturahmi).” (Diriwayatkan oleb Bukhari; Imam Ahmad bin
Hanbal; Abu Dawud; At-Tirmidzi; Ibnu Hibban; Al-Hakim; Baihaqi dari
Abdur-Rahman bin Auf. Dan diriwayatkan pula oleh Kharaithi dan ak-Khatib dari
Abu Hurairah r.a)
Sebagai tambahan
adalah, bahwa Syaikh Abdullah Al-Ghazali menyebutkan, bahwa silaturahmi yang
paling utama itu adalah dengan melakukan sholat berjama’ah. Sebab tingginya nilai sholat berjama’ah
tersebut, bukan terletak pada sholat yang dilakukan, melainkan dari nilai-nilai
berjama’ahnya.
Semoga kita bisa
mengamalkannya dan Allah panjangkan umur kita. Mudah-mudahan dengan dipanjangkannya
umur kita, kesempatan kita untuk
menyiapkan bekal yang lebih baik dan lebih banyak makin terbuka. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
08 Rabi’ul Awal 1435 H / 10 Januari 2014
KH.Bachtiar
Ahmad.
No comments:
Post a Comment