Friday 17 January 2014

TIDAK CUKUP HANYA DENGAN BERSHALAWAT



oleh: H.KH.Bachtiar Ahmad
=======================
Rahmat dan karunia Allah yang paling besar dan utama dilimpahkan-NYA kepada umat akhir zaman; khususnya kepada orang-orang yang beriman adalah dilahirkannya seorang hamba yang sangat dimuliakan, yakni Muhammad bin Abdullah yang diangkat dan diutus Allah menjadi Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir, untuk menyampaikan dan menyebarkan risalah Allah di alam semesta ini.

Adapun menurut riwayat yang masyhur dan yang banyak disepakati oleh para ulama disebutkan, bahwa Muhammad Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.  Dan oleh sebab itu pulalah disa’at-sa’at Rabiul Awal seperti sekarang ini, banyak kaum muslimin diberbagai tempat dibelahan dunia ini memperingati hari kelahiran Rasulullah tersebut. Atau yang lebih populer kita sebut dengan peringatan Maulid Nabi SAW. Selanjutnya berkaitan dengan kelahiran dan diutusnya Muhammad SAW tersebut, di dalam Kitab-Nya Allah SWT berfirman:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang beriman.” (Q.S. At-Taubah: 128)

Sekalipun dalam Firman-Nya  Allah SWT menyebutkan kalimat “…seorang Rasul dari kaummu sendiri..” Akan tetapi sebagaimana yang ditegaskan Allah di akhir ayat 128 surah At-Taubah tersebut, bahwa sekalipun Muhammad SAW  dilahirkan dari kalangan kaum Arab Quraisy, maka sesungguhnya beliau tidak hanya berjuang untuk kaumnya saja, melainkan untuk setiap orang yang beriman atau kaum muslimin yang sangat-sangat beliau cintai dan sayangi. Dan kenyataanya sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai riwayat kehidupan beliau; bahkan di akhir hayatnya pun Rasulullah SAW selalu menyebutkan “ummati..ummati..” . Artinya adalah, bahwa sejak awal dan akhir perjuangan beliau, yang senantiasa beliau bela dan pikirkan itu adalah nasib umat beliau kelak di kemudian hari; terutama di yaumil akhir nanti.

Sekarang pertanyaannya adalah, bagaimanakah sikap atau akhlak kita kepada beliau ? Hamba yang dicintai dan yang dimuliakan Allah, yang namanya setiap sa’at kita lafazkan di dalam syahadat setiap kali kita mendirikan sholat ? Dan yang sa’at ini kita sibuk memperingati hari kelahiran atau Maulidnya Rasulullah SAW tersebut. Apakah hanya cukup hanya dengan senantiasa  melantunkan dan melafazkan “sholawat dan salam” sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”  (Q.S. Al-Ahzab: 56)

Bagi orang-orang yang beriman mencintai Rasulullah SAW adalah hal yang mutlak dan wajib untuk dilakukan, bahkan tidak ada insan atau orang yang lebih utama dan untuk dicintainya dan diikutinya selain dari Rasulullah SAW, jika ia benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman Allah Ta’ala:

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali ‘Imraan: 31)

Sedangkan bentuk kecintaan dan kasih sayangnya kita sebagai orang yang beriman kepada Rasulullah SAW tersebut, tidaklah hanya cukup dengan melafazkan atau melantunkan sholawat dan salam kepada beliau. Akan tetapi yang lebih wajib dan utama adalah dengan cara menjadikan beliau sebagai “patron” atau teladan untuk  melangkah dan bergerak dalam kehidupan dunia yang sedang kita jalani sekarang ini. Dan hal ini pulalah yang Allah perintahkan kepada kita dengan Firman-Nya:

 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
                                                                                                                                                                           (Q.S. Al-Ahzab: 21)

Artinya adalah, bahwa dalam hal apapun kita menjalani kehidupan ini; baik yang berkaitan dengan hablum-minannas ataupun hamblum-minallah yang kita lakoni, maka hendaklah mengikuti gerak langkah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebab pada hakikatnya, semuanya itu adalah bentuk “ibadah kepada Allah” untuk meningkatkan nilai-nilai kemuliaan diri kita sendiri; baik dalam pandangan sesama manusia dan lebih-lebih lagi dalam pandangan Allah Ta’ala.

Sekarang ini kita tidak lagi berhadapan atau dapat melihat secara langsung gerak langkah Rasulullah SAW untuk kita contohi atau teladani. Akan tetapi Rasulullah SAW telah meninggalkan warisan beliau yang sangat tak ternilai harganya, yakni Al-Quran dan As-Sunnah sebagai acuan untuk kita pelajari dan pedomani dalam menjalankan kehidupan ini. Dan oleh hal yang demikian inilah, kita harus terus menerus belajar memperbaiki diri dengan membaca; mempelajari dan sekaligus mengamalkan isi dan kandungan Al-Quran serta Sunnah Rasulullah semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan untuk itu, agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang binasa nantinya sebagaimana yang di-ingatkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis beliau:

“Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan ta’at (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun (ia) seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, ia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah, dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat. (HR. Abu Dawud,; At-Tirmidzi; Ad-Darimi; Imam Ahmad; dan lainnya dari al-‘Irbadh bin Sariyah).

Semoga dengan peringatan Maulid Nabi SAW tahun ini kita benar-benar tergugah untuk sungguh-sungguh menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan guna menjalani kehidupan ini, dan sekaligus untuk meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 15 Rabiul Awal 1435 H / 17 Januari 2014
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.