oleh:
KH.Bachtiar Ahmad
====================
Suatu ketika ketika
saya masih aktif di salah satu organisasi profesi di Jakarta, salah seorang
guru saya (almarhum Haji Abdullah) menasihati saya:
“Hendaknya kamu
itu berhati-hati dalam bergaul dengan sesama manusia, terlebih-lebih lagi
dengan kawan-kawanmu yang non muslim itu. Kamu harus ingat, bahwa
seburuk-buruknya akhlak orang Islam (Muslim), dia nggak bakalan berusaha
membuatmu murtad dan nggak bakalan melarangmu untuk sholat atau ibadah lainnya.
Tapi sebaik-baiknya akhlak orang-orang non Muslim itu, bahwa sekalipun ia tak
bisa membuatmu murtad, maka dapat dipastikan ia akan berusaha membuatmu lalai
dan mengabaikan kewajiban-kewajiban yag diperintahkan Allah kepadamu.” Lalu
beliau membacakan Firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang kafir menjadi wali
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang
nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (Q.S. An-Nisaa’: 144)
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Q.S. 120)
Dan nasihat
almarhum tersebut ternyata ada benarnya. Karena paling tidak sekali waktu saya
pernah lalai dan mengabaikan kewajiban yang diperintakan Allah Ta’ala. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
22 Sya’ban 1435 H / 21 Juni 2014.
KH.Bachtiar
Ahmad.
terima kasih infonya.......
ReplyDeletemantap...