oleh: KH. BACHTIAR AHMAD
========================
Ketika terjadi masa paceklik ditahun-tahun
pemerintahannya di Madinah, “Amirul Mukminin” Umar bin Khattab r.a menyuruh para sahabat yang membantunya untuk
menyembelih unta, yang kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada seluruh
penduduk Madinah.
Pada waktu makan siang “sang khalifah” Umar.
mendapati daging punuk yang lembut dan sepotong
hati unta terhidang di-meja makannya. Lalu Umar bertanya kepada keluarganya;
“Dari mana makanan ini ?.”
Salah seorang anaknya menjelaskan, bahwa daging punuk
dan hati unta itu berasal dari unta yang disembelih sebagaimana yang ia
perintahkan. Dan para sahabat sengaja menyisihkan sedikit bagian itu untuk
makan siang “sang pemimpin”. Demi mendengar penjelasan itu Umar ibnul Khattab
lalu mengemasi meja dengan tangannya sendiri dan kemudian berkata kepada salah
seorang pembantu yang ada di dekatnya:
“Hai Aslam berikan ini kepada mereka yang
lebih berhak; yang belum mendapat bagian terbaik; karena untuk merekalah unta
itu disembelih. Dan tolong bawakan kepadaku
roti dan minyak wijen untuk makan siangku.”
Setelah itu Umar lalu
bergumam:
“Ya Allah ampunilah
dosaku dan dosa para sahabatku; tujuan
mereka memang baik; tapi aku tak mau menanggung malu di hadapan-Mu lantaran aku
memakan makanan yang enak-enak;
sementara orang lain; yang oleh karena merekalah untua-unta itu
disembelih hanya memakan tulang dan bagian kerasnya.”
Dan seperti biasanya Umar lalu menangis sesunggukan;
karena sangat malunya kepada Allah SWT yang telah memberi kepercayaan kepadanya
sebagai “amirul mukminin”. Wallahua’lam.
(dinukil dan diedit dari Kisah Para Sahabat)
Bagansiapiapi;
13 Ramadhan 1435 H / 11 Juli 2014.
KH.
BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment