Friday 5 September 2014

BUAH TUTUR



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “buah tutur” itu maknanya adalah “yang menjadi bahan sebut-sebutan (pembicaraan) orang” atau juga disebut sebagai “buah mulut”.

Pada dasarnya untuk menjadi orang yang populer atau yang menjadi sebutan orang banyak adalah sesuatu yang wajar dan sah-sah saja dilakukan. Dan di  masa sekarang ini beragam cara dilakukan orang agar dirinya menjadi terkenal dan termasyhur namanya;  entah itu yang berkaitan dengan bidang seni budaya ataupun sosial politik dan lain sebagainya.  Akan tetapi seyogianya “buah tutur” atau “buah mulut” tersebut adalah berkaitan dengan sesuatu yang positif atau hal-hal baik yang dilakukan seseorang, sehingga pada akhirnya ia pun menjadi bahan pembicaraan atau sebutan orang di kemudian hari, sebagaimana yang tergambar dalam “do’a Nabi Ibrahim a.s”  yang Allah sematkan sebagai Firman-Nya di dalam Al-Qur’an:

“(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh; Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (Q.S. Asy-Syuara:83-84)

Dalam hal ini, tidak hanya Nabi Ibrahim a.s dan anak keturunannya saja; melainkan Nabi-Nabi yang lainnya pun telah Allah jadikan sebagai buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian, sebagaimana yang tersurat dan tersirat dalam Firman Allah Ta’ala:

“Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yakub.  Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. // Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.” (Q.S.Maryam: 49-50)

Bahkan tidak hanya sekadar menjadi buah tutur belaka, tapi sebagaimana halnya Rasulullah SAW;  Allah Ta’ala juga menjadikan mereka sebagai suri teladan yang baik untuk orang-orang yang datang kemudian; khususnya orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21)

“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (Q.S. Al-Mumtahanah: 4)

Namun demikian, ada juga orang yang menjadi buah tutur; yang menjadi sebutan orang banyak lantaran perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan. Dalam hal ini sebut saja Fir’aun; Qarun; Abu Lahab dan lain sebagainya itu, yang semuanya itu Allah sematkan kisahnya di dalam Al-Qur’an dan menjadi buah tutur dan sekaligus pula menjadi pelajaran bagi setiap orang disepanjang masa sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 66)

Mudah-mudahan sedikit pengajaran ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita semua; dan semoga kiranya kita akan menjadi buah tutur anak cucu kita kelak lantaran kebajikan yang pernah kita perbuat. In syaa’ Allaahu Ta’ala minal aaminiin.. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 10 Dzulqaidah 1435 H / 5 September 2014.
KH.Bachtiar Ahmad

1 comment:

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.