oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia “buah tutur” itu
maknanya adalah “yang menjadi bahan
sebut-sebutan (pembicaraan) orang” atau juga disebut sebagai “buah mulut”.
Pada dasarnya untuk
menjadi orang yang populer atau yang menjadi sebutan orang banyak adalah
sesuatu yang wajar dan sah-sah saja dilakukan. Dan di masa sekarang ini beragam cara dilakukan
orang agar dirinya menjadi terkenal dan termasyhur namanya; entah itu yang berkaitan dengan bidang seni
budaya ataupun sosial politik dan lain sebagainya. Akan tetapi seyogianya “buah tutur” atau
“buah mulut” tersebut adalah berkaitan dengan sesuatu yang positif atau hal-hal
baik yang dilakukan seseorang, sehingga pada akhirnya ia pun menjadi bahan
pembicaraan atau sebutan orang di kemudian hari, sebagaimana yang tergambar
dalam “do’a Nabi Ibrahim a.s” yang Allah sematkan sebagai Firman-Nya di
dalam Al-Qur’an:
“(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah
kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh;
Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang)
kemudian.” (Q.S.
Asy-Syuara:83-84)
Dalam hal ini,
tidak hanya Nabi Ibrahim a.s dan anak keturunannya saja; melainkan Nabi-Nabi
yang lainnya pun telah Allah jadikan sebagai buah tutur yang baik bagi
orang-orang yang datang kemudian, sebagaimana yang tersurat dan tersirat dalam
Firman Allah Ta’ala:
“Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan
dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan
Yakub. Dan masing-masingnya Kami angkat
menjadi nabi. // Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami
dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.” (Q.S.Maryam:
49-50)
Bahkan tidak hanya sekadar menjadi buah
tutur belaka, tapi sebagaimana halnya Rasulullah SAW; Allah Ta’ala juga menjadikan mereka sebagai
suri teladan yang baik untuk orang-orang yang datang kemudian; khususnya
orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21)
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami
berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami
ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (Q.S.
Al-Mumtahanah: 4)
Namun demikian, ada
juga orang yang menjadi buah tutur; yang menjadi sebutan orang banyak lantaran
perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan. Dalam hal ini sebut saja
Fir’aun; Qarun; Abu Lahab dan lain sebagainya itu, yang semuanya itu Allah
sematkan kisahnya di dalam Al-Qur’an dan menjadi buah tutur dan sekaligus pula
menjadi pelajaran bagi setiap orang disepanjang masa sebagaimana Firman Allah
Ta’ala:
“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi
orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 66)
Mudah-mudahan
sedikit pengajaran ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita semua;
dan semoga kiranya kita akan menjadi buah tutur anak cucu kita kelak lantaran
kebajikan yang pernah kita perbuat. In syaa’ Allaahu Ta’ala minal aaminiin.. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
10 Dzulqaidah 1435 H / 5 September 2014.
KH.Bachtiar
Ahmad
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/
ReplyDelete