Friday 28 March 2014

NASIHAT GURUKU (27): Tentang Cintanya Allah Ta’ala.



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================


Anakku,  satu hal yang tidak pernah kita sadari adalah, bahwa sesungguhnya tidak ada cinta yang melebihi cinta Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Sebab dalam keadaan apapun dan bagaimanapun sikap kita kepada-Nya, maka Allah Ta’ala tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya walau barang sekejappun sebagaimana yang  tersirat dan tersurat dalam Firman-Nya:

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-hadiid: 4)

Anakku, di antara tanda-tanda kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah; Bahwa Allah Ta’ala tidaklah serta merta menghukum hamba-hamba yang durhaka kepada-Nya, melainkan Allah memberikan kesempatan kepada si hamba untuk bertaubat dan memperbaiki segala kesalahan dan kedurhakaannya sebagaimana firman-Nya:

“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nahl: 119)

Bahkan kesempatan untuk bertaubat itupun selalu terbuka sebelum nafas kehidupan atau ajal si hamba sampai ditenggorokannya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu menerima taubatnya seseorang hamba selama rohnya belum sampai di kerongkongannya,  yakni ketika akan meninggal dunia." (HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Umar r.a)

Anakku, adapun tanda lainnya dari kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah dengan memberi balasan yang berlipat ganda atas perbuatan baik si hamba dan hanya memberi hukuman yang seimbang dengan kejahatan dan kedurhakaan yang dilakukannnya. Untuk hal inilah Allah Ta’ala berfirman:

“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-An’aam: 160)

Oleh sebab itu anakku, janganlah engkau pernah berburuk sangka, bahwa Allah Ta’ala tidak mencintaimu. Lebih-lebih lagi ketika engkau diuji dengan musibah atau sesuatu yang tidak engkau sukai. Ingatlah bahwa Allah Ta’ala akan berbuat kepadamu sebagaimana prasangka engkau kepada-Nya seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW, bahwa dalam sebuah hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman:

“Aku (tergantung) persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’. Aku (tergantung) persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” (HQR. Muttafaq ‘alaihi dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a)

Anakku, hendaklah engkau yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah Ta’ala adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya. Peliharalah cintamu kepada Allah dengan sebaik-baiknya; dan hendaklah engkau senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan mengikuti prasangka baik itu dengan amalan dan perbuatan baik dalam semua keadaan hidup yang engkau alami. Sebab prasangka buruk terhadap Allah Ta’ala hanya akan merugikan dirimu sendiri sebagaimana yang telah ditegaskan Allah dengan firman-Nya:

“Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. Fushilat: 23)

Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.

Jakarta,  26 Jumadil Awal 1435 H / 28 Maret 2014.
KH.Bachtiar Ahmad

Friday 21 March 2014

NASIHAT GURUKU (26): Tentang Kuburan dan Kematian (2)



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku,  dalam sebuah riwayat ada disebutkan, bahwa Khalifah “Umar bin Abdul Aziz r.a” yang juga disebut-sebut orang sebagai “Khulafaur-rasyidin” yang ke 5 dalam sejarah pemerintahan Islam  suatu ketika beliau berbicara di hadapan para sahabat; pembantu dan ahli keluarganya:

“Wahai sahabat dan ahli keluargaku, jika suatu waktu kalian melewati kuburan, lihatlah betapa berdempetnya rumah-rumah para penghuninya. Kemudian  panggillah mereka yang ada di dalamnya jika engkau bisa memanggil.

Tanyakanlah kepada orang-orang kaya yang telah berdiam di sana, apakah masih tersisa kekayaan mereka. Dan kepada  orang-orang miskin di antara mereka, tanyakan pula apakah masih tersisa kemiskinan mereka?

Tanyakan pula  tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan. Juga keadaan  tentang kelembutan dan kehalusan kulit tubuh mereka; tentang wajah-wajah mereka yang cantik jelita. Dan apakah yang telah diperbuat oleh ulat-ulat yang ada di dalam dan di balik kain kafan mereka.

Tanyakan pula tentang pelayan-pelayan mereka yang setia serta tanyakan pula dimanakah tumpukan harta dan sederetan pangkat yang mereka miliki.  Dimanakah rumah-rumah mewah mereka yang menjulang tinggi. Dimanakah kebun-kebun mereka yang rindang dan subur. Dimanakah pakaian-pakaian mereka yang indah-indah yang harganya mahal-mahal. Dimanakah  kendaraan-kendaraan mewah kesukaan mereka. Dimanakah  kolam renang dan telaga pribadi mereka. 

Bukankah mereka kini berada di tempat yang sangat sunyi? Bukankah siang dan malam bagi mereka sama saja?  Bukankah mereka berada dalam kegelapan? Bahkan mereka telah terputus dengan amal mereka. Berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai, harta dan segenap keluarganya.

Karena itu wahai sahabat dan ahli keluargaku, sebagai  orang yang tak lama lagi akan menyusul mereka masuk ke dalam kuburan! Janganlah kalian terpedaya dengan dunia? Cobalah renungkan setiap saat tentang orang-orang yang telah pergi meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap untuk bisa kembali ke dunia. Agar bisa menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi, itu semua tidak mungkin terjadi karena mereka telah dikuburkan.”

Anakku, seperti yang pernah kusampaikan kepadamu; Bahwa kematian itu sangat dekat dengan kita dan tak ada lagi tawar menawar ketika “Malaikat Maut” datang menjemput sebagaimana yang tersurat dan tersurat dalam firman Allah Ta’ala:

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf: 34)

Oleh sebab itu anakku, pengajaran dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz tersebut, adalah juga sangat bernilai bagi kita yang suatu sa’at pasti akan mati dan dimasukkan orang ke dalam kubur.

Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.

Jakarta,  19 Jumadil Awal 1435 H / 21 Maret 2014.
KH.Bachtiar Ahmad

Friday 14 March 2014

NASIHAT GURUKU (25): Tentang Kuburan dan Kematian (1)



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku,  sesungguhnya kuburan itu sangat setia dan selalu menanti kedatangan kita lantaran kematian yang akan mengantarkan kita kesana sangatlah dekat dengan kita. Sehingga tidaklah mungkin kita dapat lari dari sang kematian sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala:

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Jum’ah: 8)

Allah Ta’ala juga berfirman:

 “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S. An-Nisaa’: 78)

Oleh sebab itu persiapkanlah dirimu dengan sebaik mungkin, agar kuburan yang akan engkau masuki menjadi tangga pertama bagimu dari tangga-tangga yang akan engkau naiki menuju keselamatan akhirat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis; Bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Kuburan adalah tangga pertama dari tangga-tangga menuju akhirat. Bila seseorang selamat darinya, niscaya tangga-tangga berikutnya akan menjadi lebih mudah dan ringan. Sebaliknya jika ia tidak selamat dari kuburannya, maka tangga-tangga berikutnya akan lebih berat dan sangat pedih baginya.” (HR. Al-Hakim; Ibnu Majah; Al-baihaqi dll dari Hani (maula Utsman bin Affan r.a)

Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.

Jakarta,  12 Jumadil Awal 1435 H / 14  Maret 2014.
KH.Bachtiar Ahmad 

Friday 7 March 2014

NASIHAT GURUKU (24): Jangan sia-siakan umurmu



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================


Anakku,  sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali ‘Imraan: 133)

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Q.S. Al-Hadid: 21)

Adapun salah satu makna dari Firman Allah Ta’ala tersebut adalah, bahwa hendaklah kita memanfa’atkan waktu kehidupan yang telah dianugerahkan-Nya dengan  sebaik-baiknya, agar umur atau usia yang telah ditetapkan-Nya untukmu tidak terbuang dengan percuma. Atau dengan kata lain, umur  yang ada telah kita sia-siakan tanpa berbuat amal shalih dan kebajikan barang sedikitpun. Oleh sebab keadaan yang demikian inilah Rasulullah SAW mengingatkan kita dengan sabda beliau:

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dari Ibnu Abbas r.a)

Anakku, kusampaikan nasihat ini agar nantinya engkau tidak termasuk ke dalam kelompok “al yash-thorikhuun” atau mereka yang menyesal karena menyia-nyiakan umur yang telah dianugerahkan Allah kepadanya; yang pada akhirnya mereka berteriak penuh sesal di dalam neraka jahannam sebagaimana yang dinyatakan Allah dengan firman-Nya:

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun. (Q.S.Fathir: 37)

Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.

Jakarta,  5 Jumadil Awal 1435 H / 7 Maret 2014.
KH.Bachtiar Ahmad

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.