oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
=======================
Suatu
hari seorang laki-laki datang bersilaturahmi
kepada “amirul mukminin” Umar bin
Khattab r.a dan di antara perbincangan mereka orang itu bertanya kepada “Sang
Khalifah”; Bahwa jika seandainya diberikan umur panjang, apakah “Umar” masih
tetap berkeinginan untuk terus menjabat sebagai “khalifah” atau “amirul mukminin” dan beramal shalih sebanyak
mungkin. Demi mendengar pertanyaan itu
Umar r.a nyaris pingsan, dan dengan suara yang bergetar lantaran menahan takut
pada kemurkaan Allah Ta’ala Umar pun berkata:
“Wahai
saudaraku, sungguh jika aku boleh memilih; biarlah umurku dipendekkan saja oleh
Allah, agar aku bisa segera mempertanggungjawabkan apa-apa yang telah kubuat
selama ini. Karena sampai di usiaku yang sekarang ini, aku sudah terlalu banyak
melakukan kesalahan dan kedurhakaan kepada Allah Ta’ala. Hendaklah engkau ingat
wahai saudaraku, bahwa umur yang panjang tidaklah menjamin seseorang untk lepas
dari siksaan Allah, sekalipun ia beramal shalih sepanjang hidupnya sebagaimana
yang tersirat dan tersurat dalam Firman Allah Ta’ala:
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling
loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang
musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan
menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(Q.S. Al-Baqarah: 96)
“Saudaraku, adapun jabatan “khalifah” yang kujabat sekarang
ini, maka sungguh terasa berat bagiku dan jika diizinkan Allah ingin rasanya
aku melepaskan dan meletakkannya sa’at ini juga. Sekadar engkau tahu saudaraku;
Bahwa jika Allah mengizinkan, maka ada tiga perkara yang
membuatku ingin terus hidup di dunia ini, yakni: berjihad untuk agama Allah;
menghidupkan waktu malam dan berkumpul bersama orang-orang yang selalu
berbicara dengan perkataan-perkataan yang bagus, sebagaimana ia memilih korma
yang bagus-bagus.”
Mendengar perkataan “amirul mukminin” tersebut,
laki-laki yang bertanya itu terdiam dan tak berkata sepatahpun sampai dirinya
pamit dari hadapan Umar bin Khatabb r.a.
Itulah
Umar ibnul Khattab r.a; Sang Khalifah; Amirul Mukminin yang juga bergelar “Al-Farouq”
, tidak seperti kebanyakan pemimpin yang kita miliki, yang selalu berusaha melanggengkan
jabatan dan kedudukan mereka walau harus mengorbankan kepentingan rakyat dan
memiliki aib yang tak dapat mereka sembunyikan dari pandangan Allah maupun
manusia. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
25 Rabiul Awal 1436 H/ 16 Januari 2015
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment