0leh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Anakku, sekeras atau sehebat apapun rasa sakit atau penyakit yang
diujikan Allah Ta’ala kepadamu, maka janganlah engkau sedikitpun merasa
khawatir; Bahwa penyakit itu akan merenggut nyawamu. Sebab sesungguhnya
kematian itu hanyalah hak Allah Ta’ala semata, karena hanya Dia-lah yang berhak
untuk mematikan dan menghidupkan dengan segala kuasa dan kehendak-Nya
sebagaimana Firman-Nya:
“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan
langit dan bumi. Dia menghidupkan
dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain
Allah.” (Q.S.At-Taubah: 116)
“Dan Dialah Allah yang telah
menghidupkan kamu, kemudian mematikan
kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar
sangat mengingkari nikmat.” (Q.S. Al-Hajj: 66)
Anakku, memang secara umum banyak orang yang mati setelah ditimpa penyakit atau karena
sakit; akan tetapi tak sedikit pula yang tetap hidup setelah bertahun-tahun
mengalami ujian sakit yang diberikan Allah kepadanya. Oleh sebab itu hendaklah
engkau tetap bersabar dan tetap memohon pertolongan Allah Ta’ala disamping
usaha lahiriah yang engkau lakukan untuk mendapatkan kesembuhan. Ingatlah
engkau akan kisah Nabi Ayub ‘alaihissalam
yang bertahun-tahun Allah uji dengan penyakit; kemudian Allah Ta’ala
sembuhkan sebagaimana yang diterangkan Allah didalam Kitab-Nya:
“Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru
Tuhannya: “(Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang.” //
Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang
ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari
sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (Q.S. Al-Anbiya': 83-84)
Anakku, jika Allah Ta’ala sudah
memutuskan seorang hamba harus mati; maka tanpa sebab sakitpun dirinya pasti
akan mati sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman-Nya:
“Tiap-tiap umat mempunyai ajal
(kematiannya); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf:
34)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S.An-Nisaa’: 78)
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami,
dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (Q.S. Al-An’am: 61)
Oleh sebab itu anakku, persiapkanlah dirimu sebaik mungkin, agar ketika kematian itu datang menjemputmu
engkau tidak pernah merasa menyesal dihadapan Allah lantaran kematian yang
merenggut semua kelezatan hidup yang tengah engkau rasakan seperti orang-orang
kafir yang diterangkan Allah di dalam Kitab-Nya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang
kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke
dunia); // agar aku berbuat amal yang
saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak; sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding
sampai hari mereka dibangkitkan.” (Q.S.Al-Mu’minun:
99-100)
Anakku, semoga kiranya nasihatku ini bermanfa’at
untuk memelihara iman dan keyakinanmu kepada Allah Ta’ala dan memperkuat
kesabaranmu jika suatu ketika engkau diuji Allah dengan sesuatu penyakit.
Wallahua’lam
Bagansiapiapi, 08 Ramadhan 1436 H / 25 Juni 2015.
KH.Bachtiar Ahmad
Terima kasih atas tulisannya, salam kenal pak. :)
ReplyDelete