Friday 31 July 2015

NASIHAT GURUKU (42): Sakit itu Rahmat Allah.

0leh: KH.Bachtiar Ahmad
 ====================
Anakku, rasa sakit atau penyakit yang diujikan Allah Ta’ala kepadamu bukanlah suatu musibah atau sesuatu yang buruk bagimu, melainkan hal itu adalah salah satu rahmat yang Allah karuniakan kepadamu. Sebab walaupun secara lahiriah berkurang kesempatanmu untuk menunaikan kewajibanmu atau beribadah kepada Allah Ta’ala, akan tetapi Allah akan menutupi kesalahan-kesalahan  dan mengampuni dosa-dosamu dengan sebab penyakit yang engkau rasakan itu. Hal inilah yang diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

“Dari Ibnu Mas’ud r.a katanya: “Saya memasuki tempat Nabi SAW dan beliau sedang dihinggapi penyakit panas. Saya lalu berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan dihinggapi penyakit panas yang amat sangat.” Beliau kemudian bersabda: “Benar, sesungguhnya saya terkena panas sebagaimana panas dua orang dari engkau semua yang menjadi satu.” Saya berkata lagi: “Kalau demikian Tuan  tentulah  mendapatkan  dua  kali  pahala.” Beliau bersabda: “Benar, demikianlah memang keadaannya, tiada seorang Muslim pun yang terkena oleh sesuatu kesakitan, baik itu berupa duri ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allah pasti menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab musibah yang mengenainya tadi dan diturunkanlah dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan daunnya, jika ia bersabar atas emua keadaan itu.” (HR.Muttafaq ‘alaihi dari Ibnu Mas’ud r.a)

Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa oleh Allah dikehendaki akan memperolehi kebaikan, maka Allah akan memberikan musibah padanya-baik yang mengenai tubuhnya, hartanya ataupun apa-apa yang menjadi kesayangannya/yang dikasihinya.” (HR.Bukhari dari Abu Hurairah r.a)

Anakku, bahkan dengan ujian sakit itulah Allah Ta’ala memberikan kemuliaan; kerajaan dan kekuasaan  yang tidak pernah Allah anugerahkan kepada siapapun; baik sebelum maupun sesudahnya selain kepada Nabi Sulaiman ‘alaihis-salam sebagaimana yang Allah Ta’ala jelaskan di dalam Kitab-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. //  Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” //  Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.” (Q.S. Shaad: 34-35)

Oleh sebab itu anakku, ketika engkau sakit; Disamping berusaha berobat secara lahiriah, banyak-banyaklah engkau beristighfar memohon ampunan Allah. Dan yang paling utama adalah, itu janganlah jadikan penyakit yang engkau derita sebagai alasan untuk mengabaikan kewajibanmu kepada Allah. Tunaikanlah kewajiban itu sesuai dengan kemudahan dan keringanan yang telah diberikan Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman Allah Ta’ala:
                                              
“Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Muzammil: 20)

Anakku, semoga nasihatku ini bermanfaat bagimu dan Allah Ta’ala jadikan engkau seorang yang sabar ketika mendapat ujian sakit atau penyakit dari-NYA. Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Wallahua’lam.

Jakarta, 15 Syawal 1436 H / 31 Juli  2015.

KH.Bachtiar Ahmad.

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.