Friday, 7 August 2015

SEMUA PUNYA KESEMPATAN

oleh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Jika kita lihat dengan mata telanjang, maka perbedaan dan keragaman yang ada di dalam  kehidupan ini  adalah semacam “paradoks”. Artinya adalah, bahwa perbedaan dan keragaman yang ada seolah-olah menunjukkan Allah Ta’ala tidak berlaku adil kepada makhluk-Nya. Padahal sebaliknya, justru melalui perbedaan dan ragam kehidupan itulah Allah meletakkan neraca keadilan-Nya. Sementara di sisi lain, maka hanya dengan adanya perbedaan dan keberagaman itulah  itulah manusia dapat semaksimal mungkin melaksanakan semua perintah Allah  dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini contoh yang paling sederhana adalah; Andai saja semua manusia dijadikan berwajah sama, tentulah kita tak mungkin dapat saling berkenalan dan bersilaturahmi dengan baik.             Andai saja semua manusia dijadikan Allah sebagai orang kaya dan berkedudukan tinggi; Lalu siapakah yang harus bertani; dan siapa pula yang menjadi pedagang dan lain sebagainya.

Satu hal yang patut kita maklumi adalah, bahwa kendati manusia diciptakan Allah dengan beraneka ragam perbedaan, namun setiap orang diberi kesempatan dan peluang dalam perlombaan mencapai garis finish untuk mendapatkan penghargaan dan kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Dengan kata lain, bahwa jika kehidupan ini di-ibaratkan sebagai suatu perlombaan marathon dan para peserta lombanya berada di garis start yang berbeda-beda, maka siapapun orangnya; tak pandang apakah ia adalah seorang yang gagah lagi tampan ataupun yang berwajah buruk; yang tinggi ataupun yang pendek; yang kaya maupun yang miskin; pejabat ataupun rakyat jelata; semuanya punya kesempatan untuk sampai di garis finish yang Allah beri nama “taqwa” sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam Firman-Nya:

 “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Menge-tahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat: 13)
           
Oleh sebab hal yang demikian itulah, jika di dalam kehidupan dunia ini kita tidak punya kesempatan, atau kalah dalam setiap pertandingan dan perlombaan kehidupan, maka sudah seharusnyalah kita tak perlu berkecil hati. Sebab bagaimanapun juga, peluang kita untuk sampai di garis finish atau mendapatkan tempat dan kedudukan yang lebih baik di sisi Allah masih ada, jika kita mau memanfaatkan segala macam fasilitas yang telah diberikan Allah kepada  kita. Walaupun secara kasat mata apa yang ada dan apa yang kita miliki, tidaklah sama dengan apa yang diberikan Allah Ta’ala kepada saudara-saudara kita yang lain.

Hendaklah kita sadari, bahwa segala macam perbedaan itu memang sengaja  Allah ciptakan sebagai salah satu bahan ujian yang wajib kita jalani. Untuk hal itulah Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.”   (Q.S. Al-An’aam: 165)

Sedangkan dalam ayat yang lain Allah Ta’ala menegaskan:

 “dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu; maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (Q.S. Al-Maa-idah: 48)

Oleh karena sekali lagi diingatkan, jika kita tidak punya kesempatan atau peluang untuk  meraih tempat terhormat di dunia yang fana ini, jangan pernah cemas atau merasa rugi. Sebab selagi hayat masih dikandung badan, dengan berbekal iman dan takwa yang dimiliki, peluang kita untuk meraih dan mendapatkan tempat terhormat di sisi Allah SWT masih ada.

Mudah-mudahan kita semua berhasil menjadi peserta lomba yang sampai di garis finish yang bernama “taqwa” tersebut dengan sebaik-baiknya. Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Wallahua’lam.

Jakarta, 21 Syawal 1436 H / 7 Agustus 2015

KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.