Friday 4 September 2015

SEGERALAH BERAMAL

oleh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Allah SWT dan Rasul-Nya senantiasa mengingatkan kita agar segera melakukan atau mengerjakan amal-amal shalih; baik yang diwajibkan maupun yang disunnahkan. Untuk itu Allah Ta’ala berfirman:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luas-nya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”   (Q.S.Ali ‘Imraan: 133)

Sedangkan Rasulullah SAW bersabda

"Segeralah beramal sebelum datang tujuh perkara; apakah kalian akan menanti sampai datang kemiskinan yang melupakan, atau kaya yang membuat sombong, atau sakit yang merusak kehidupan, atau tua yang melemahkan kekuatan; atau kematian  yang menyegerakan, atau datangnya Dajjal, makhluk gaib yang paling buruk dinanti, atau datangnya hari kiamat, hari yang sangat dahsyat dan mengerikan"   (HR. At-Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a)

Juga dalam hadis “lima” yang cukup populer di kalangan kita:

“Pergunakanlah lima hal sebelum datang lima hal yang lain; Masa mudamu sebelum masa tuamu; sehatmu sebelum datang sakitmu; kekayaanmu sebelum datang miskin (melarat)mu; hidupmu sebelum datang kematianmu; dan masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu.”  (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqy  
dari Ibnu Abbas r.a dan HR. Ahmad; Abu Nu’aim dari  Amr bin Maimun r.a)

 “Orang yang cerdik lagi pandai adalah yang pandai memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dianugerahkan Allah kepadanya”, demikianlah yang dikatakan oleh “hukama”. Oleh karenanya kewajiban melaksanakan amal shalih adalah sesuatu yang sangat mutlak bagi mereka. Terlebih-lebih lagi jika di-ingat, bahwa kematian itu adalah satu perkara yang pasti datang kepada “yang hidup” yang tidak bisa ditebak kapan dan dimana dia akan menjemput sebagaimana yang diperingatkan Allah Ta’ala dengan Firman-Nya:

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kenda-tipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S.An-Nisaa’: 78)

“Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S.Al-A’raaf: 3)

Begitu juga dengan kondisi-kondisi lainnya sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadis-hadis beliau yang kita kutipkan di atas; misalnya dalam masalah rezeki.  Bahwa seseorang yang dianugerahi  harta benda yang banyak, adalah orang yang paling beruntung dan diuntungkan. Karena dengan harta yang dimilikinya itu, dia punya kesempatan untuk beramal. Dia bisa bersedekah; membayar zakat; naik haji;  membantu orang yang tak punya/miskin dan lain sebagainya.  Sementara dalam keadaan miskin, disamping tidak dapat melakukan amal kebajikan dengan sempurna lantaran sibuk berusaha untuk meng-atasi kemiskinan yang melilit dirinya; maka boleh jadi terpaksa atau tidak akan melakukan kejahatan-kejahatan lantaran kemiskinannya itu.  Oleh hal yang demikian itulah orang yang berharta hendaklah segera beramal, sebab bagaimanapun juga suatu ketika hartanya bisa saja musnah sebagaimana yang tersirat dalam Firman Allah Ta’ala:

“Sesungguhnya Rabb-mu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hambanya.”  (Q.S.Al-Israa’: 30)

Bahkan orang yang berharta akan selalu berada dalam penyesalan setelah mati, jika diwaktu hidupnya tidak memanfaatkan harta bendanya untuk beramal shalih sebagaimana yang ditegaskan Allah dengan Firman-Nya:

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (Q.S.Al-Munafiqun: 10)

Hal lain yang patut dicermati dan dijadikan sebagai “motivator” diri untuk “segera beramal” adalah adanya informasi dari Rasulullah SAW tentang “Dajjal.” Memang dalam hal ini kita tak dapat mengapresiasikan secara nyata bagaimana bentuk “Dajjal” yang sesungguhnya, akan tetapi yang jelas sekarang ini sudah banyak bentuk-bentuk perbuatan “Dajjal” yang dapat merusak keyakinan dan keimanan yang kita miliki. Baik dalam bentuk ajaran agama yang menyesatkan, maupun dalam bentuk kenikmatan duniawi yang menyenangkan. Sehingga diakui atau tidak, sebagaimana yang kita saksikan sendiri; Banyak saudara-saudara kita yang mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya; khususnya dalam hal mengerjakan amal kebajikan. Baik yang wajib maupun yang sunnah. Karenanya ketika kita masih ada waktu dan diberi kesempatan oleh Allah, maka marilah segera kita perbanyak amal-amal shalih. Sebab bagaimanapun juga hanya hal itu jualah yang menjadi modal dan bekal kita untu akhirat kelak. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 20 Dzulqaidah 1436 H / 4 September  2015
KH. Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.