Friday 15 January 2016

NASIHAT GURUKU (46): Hidup dan Ujiannya.

0leh: KH.Bachtiar Ahmad
 ====================
Anakku, pada hakikatnya detik-detik kehidupan yang dijalani oleh manusia adalah lompatan dari satu ujian ke ujian yang lainnya. Dan itu akan terus berlangsung sampai tiba saatnya kematian menjemput dirinya untuk kembali ke hadirat Allah Ta’ala. Hal ini secara jelas dan tegas Allah nyatakan dengan Firman-Nya:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.  Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.” (Q.S.Al-Anbiyaa’: 35)

Dan semua ujian tersebut; Baik yang menyenangkan hati maupun yang menyusahkan diri, adalah merupakan jawaban Allah Ta’ala bagi orang-orang yang mengaku beriman sebagaimana Firman-Nya:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S.Al-Ankabut: 2)

Anakku, oleh hal yang demikian itulah; Jika engkau mendapati “keburukan” sebagai ujian hidup yang Allah cobakan kepada dirimu, maka hendaklah engkau bersabar menjalaninya. Dan di sisi lain patut pula engkau mensyukurinya, karena ujian yang Allah berikan kepada saudaramu yang lain jauh lebih berat dari apa yang engkau hadapi dan keburukan itu tidak pula menggoyahkan keimananmu kepada Allah Ta’ala.

Sebaliknya anakku; Jika Allah memberikan banyak  “kebaikan” sebagai ujian hidup, maka hendaklah engkau banyak-banyak bersyukur kepadanya. Dan di sisi yang lain jika kebaikan itu berupa harta dunia; maka hendaklah engkau bersabar memanfaatkannya untuk memperteguh keimananmu kepada Allah. Janganlah harta itu memperdaya dan menuntunmu untuk melupakan Allah, walau hanya sekejap saja.

Anakku, hendaklah engkau ingat benar akan pengajaran Allah; Bahwa yang buruk itu belum tentu buruk bagimu dan yang baik itu belum tentu pula baik bagimu sebagaimana yang tersirat dalam Firman Allah Ta’ala:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216)

Mudah-mudahan pengajaran dan nasihatku ini bermanfaat bagimu, dan kepada Allah Ta’ala jualah kita berserah diri. Wallahua’lam.

Jakarta, 4 Rabi’ul Akhir 1437 H / 15 Januari 2016

KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.