0leh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Anakku, pada hakikatnya detik-detik
kehidupan yang dijalani oleh manusia adalah lompatan dari satu ujian ke ujian
yang lainnya. Dan itu akan terus berlangsung sampai tiba saatnya kematian
menjemput dirinya untuk kembali ke hadirat Allah Ta’ala. Hal ini secara jelas
dan tegas Allah nyatakan dengan Firman-Nya:
“Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.” (Q.S.Al-Anbiyaa’:
35)
Dan semua ujian tersebut; Baik yang menyenangkan hati maupun
yang menyusahkan diri, adalah merupakan jawaban Allah Ta’ala bagi orang-orang
yang mengaku beriman sebagaimana Firman-Nya:
“Apakah manusia
itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “kami telah beriman”,
sedang mereka tidak diuji lagi?”
(Q.S.Al-Ankabut: 2)
Anakku, oleh hal yang demikian
itulah; Jika engkau mendapati “keburukan”
sebagai ujian hidup yang Allah cobakan kepada dirimu, maka hendaklah engkau
bersabar menjalaninya. Dan di sisi lain patut pula engkau mensyukurinya, karena
ujian yang Allah berikan kepada saudaramu yang lain jauh lebih berat dari apa
yang engkau hadapi dan keburukan itu tidak pula menggoyahkan keimananmu kepada
Allah Ta’ala.
Sebaliknya anakku; Jika Allah
memberikan banyak “kebaikan” sebagai ujian hidup, maka hendaklah engkau banyak-banyak
bersyukur kepadanya. Dan di sisi yang lain jika kebaikan itu berupa harta
dunia; maka hendaklah engkau bersabar memanfaatkannya untuk memperteguh
keimananmu kepada Allah. Janganlah harta itu memperdaya dan menuntunmu untuk
melupakan Allah, walau hanya sekejap saja.
Anakku, hendaklah engkau ingat benar
akan pengajaran Allah; Bahwa yang buruk itu belum tentu buruk bagimu dan yang
baik itu belum tentu pula baik bagimu sebagaimana yang tersirat dalam Firman Allah
Ta’ala:
“Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216)
Mudah-mudahan pengajaran dan nasihatku ini bermanfaat
bagimu, dan kepada Allah Ta’ala jualah kita berserah diri. Wallahua’lam.
Jakarta, 4 Rabi’ul Akhir 1437 H / 15 Januari 2016
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment