oleh: KH.Bachtiar
Ahmad
=====================
Beberapa ahli tafsir menyatakan bahwa
“Iblis” boleh jadi diambil
dari kata al-iblas yang maknanya
secara harafiah adalah: sesuatu yang suka
memberontak atau melakukan perbuatan durhaka. Atau juga memiliki makna: orang yang suka orang putus asa; sedih
dan kecewa. Sedangkan kata “syaitan” berasal dari kata syatana (ba'uda) yang maknanya adalah
jauh. Dan kata ”jauh” tersebut boleh jadi dirujukkan kepada tabiat makhluk itu sendiri yang jauh daripada
manusia. Atau bisa juga berasal dari kata syatnu (al-ba'du) yang kata “jauh” nya memiliki pemahaman: orang yang jauh dari kebenaran.
Adapun kata iblis hanya dalam bentuk tunggal
diulang-ulang dalam Al-Quran sebanyak 11 kali dalam 11 ayat yakni dalam
surah: Al-Baqarah ayat 11; Al-A’raaf ayat 11; Al-Hijr ayat 31 dan 32;
Al-Israa’ ayat 61; Al-Kahfi ayat 50; Tha-ha ayat 116; As-Syu’ara’ ayat 95;Saba’
ayat 20 Shad ayat 74 dan 75. Sementara kata “syaitan”
disebut dalam tunggal dan jamak. Yang
tunggal yakni “syaitan” disebut
sebanyak 70 kali, sedangkan yang jamak “syayatin”
sebanyak 18 kali.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa asal usul “syaitan” adalah keturunan iblis laknatullah
yang memiliki nama asal Azazil,
atau ada juga disebutkan dengan nama Al-Haaris
yang menjadi penjaga surga. Dan
menurut Ibnu Abbas r.a pula,
dikatakan Azazil atau Al-Hariis diciptakan seribu tahun lebih awal dari penciptaan manusia dan ia termasuk ahli ibadah. Akan tetapi akhirnya ia merasa dengki dan iri hati
lantaran Allah menciptakan manusia (Adam
a.s) untuk dijadikan sebagai khalifatu
al ardh (pemimpin di muka bumi). Hal ini disebabkan karena ia menganggap rendah manusia yang
diciptakan Allah dari tanah, maka ia lalu menolak “bersujud” sebagaimana yang telah
diperintahkan Allah kepada seluruh malaikat dan dirinya. Hal ini diterangkan oleh Al-Quran dalam surah
Al-Baqarah ayat 30 – 34; Al-A’raaf ayat 11 – 18; Shaad ayat 71 – 85 dan dalam beberapa
bagian (ayat) surah Al-Hijr (ayat 28-33).
Kemudian lantaran
pembangkangan tersebut, Allah mengusir Iblis dari surga dan melaknat atau
mengutuknya untuk selama-lamanya (sampai hari kiamat): “Allah berfirman: “Keluarlah dari
syurga, karena sesungguhnya kamu terkutuk. Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat.” (Q.S. Al-Hijr: 34 –
35)
Namun demikian, walaupun sudah jelas dilaknat dan dikutuk oleh Allah SWT, akan tetapi
Iblis bermohon kepada Allah, agar dirinya diberi tangguh untuk tetap hidup hari
kiamat untuk menyesatkan manusia. Dan permohonan ini dikabulkan oleh Allah
sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat-ayat berikutnya: “Berkata Iblis: “Ya Tuhanku, kalau
begitu beri tangguhlah kepadaku sampai hari manusia dibangkitkan.” // Allah berfirman:
“Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. // Sampai hari(waktu) yang telah ditentukan.” // Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
perbuatan maksiat di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.//
Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (Q.S. Al-Hijr: 36 – 40)
Selanjutnya mengacu pada firman
Allah Ta’ala di dalam Al-Quran, maka paling tidak ada 2 nama yang dilekatkan Allah untuk “iblis laknatullah”, yang menggambarkan
betapa buruk dan tercelanya sifat-sifat yang dimiliki oleh iblis yang dilaknat oleh Allah tersebut.
Pertama adalah Ar-Rajiim ( ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ
) atau makhluk yang terkutuk
sebagai-mana yang dinyatakan Allah dalam Al-Quran: “Allah berfirman: “Keluarlah engkau dari syurga, kerana sesungguhnya
engkau adalah (makhluk yang) terkutuk." (Q.S. Al-Hijr: 34) (Juga pada surah An-Nahl: 98)
Kedua “mariid”
durhaka / jahat yang dijelaskan oleh Al-Quran: “Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala-hala,
dan mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (Q.S.An-Nisaa’: 117) (Juga dalam surah Al-Hajj:
3 / Ash-Shaffaat: 6-7)
Sebagai “makhluk”
yang dimusuhi oleh Iblis laknatulah,
maka kita perlu mengetahui; bahwa ada “manusia”
yang sangat “disukai/dicintai” Iblis
laknatullah; yang di dalam riwayat disebutkan antara lain: Imam/pemimpin yang tidak amanah (menyeleweng); Orang yang sombong;
Orang kaya yang tidak peduli dari mana ia mendapatkan hartanya dan tidak peduli
pula kemana ia belanjakan; Uama (orang alim) yang mendukung
penyelewengan/pengkhianatan penguasa/pejabat; Pedagang yang curang; Orang yang
menimbun makanan pokok di suatu
negeri; Pezinah; Pemakan riba; Orang kikir yang tak peduli dari mana
hartanya berasal; Pemabuk (Peminum arak).
Sementara
20 golongan yang sangat dibencinya adalah: Rasulullah
SAW; Orang alim yang mengamalkan ilmunya; Orang yang hafal Al-Qur’an dan
melaksanakan isinya; Muazin yang azan karena Allah; Orang yang menyayangi anak
yatim serta fakir miskin; Orang yang berhati penyantun; Orang yang tunduk pada
kebenaran (yang haq); Pemuda yang ta’at kepada Allah; Orang yang senantiasa
menjaga kehalalan makanannya; Dua orang yang berkasih sayang karena Allah; Orang yang senantiasa
bersemangat untuk shalat berjama’ah; Orang yang senantiasa mengerjakan shalat
malam; Orang yang mengekang dirinya dari perbuatan haram; Orang yang memberi
nasihat tanpa pamrih; Orang yang senantiasa berada dalam keadaan berwudhuk;
Orang yang dermawan; Orang yang memiliki budi pekerti terpuji; Orang yang
bersyukur dan senantiasa membenarkan Allah dalam hal rezeki yang ia terima;
Orang yang membela para janda karena Allah; Orang yang senantiasa mempersiapkan
dirinya untuk kematian yang akan menjemputnya.
Inilah
sedikit catatan tentang Iblis laknatullah
yang patut diketahui. Mudah-mudahan dengan hidayah dan inayah Allah Ta’ala, kita senantiasa mampu menghadapi godaan dan
bujukan Iblis laknatullah. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
26 Sya’ban 1434 H / 5 Juli 2013.
KH.Bachtiar
Ahmad.
No comments:
Post a Comment