Friday 20 May 2016

WALAU HANYA SETETES



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Pada musim haji tahun itu “Uways Al-Qarni” seorang sahabat yang disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang tidak dikenal di bumi, tapi sangat masyhur di langit, menunaikan niatnya untuk mengerjakan haji dengan mengendong ibunya yang sudah renta. Dan itu dilakukan Uways mulai sejak ia meninggalkan rumah yang jaraknya ratusan kilometer dari Baitullah di Makkah. Di depan Ka’bah usai melakukan thawaf Uways al-Qarni bertemu dengan Abdullah ibnu Umar bin Khattab, lalu ia bertanya kepada Ibnu Umar:

“Wahai sahabat Rasulullah, aku telah menggendong ibuku sejak dari rumah dan baru saja selesai melaksanakan thawaf. Sesaatpun tak pernah kubiarkan ibuku lepas dari gendonganku; kecuali saat ia berhajat buang air dan memberinya makan. Menurutmu apakah yang telah kulakukan ini sudah memadai untuk membalas budinya ?”

Lalu Abdullah ibnu Umar berkata:

“Wahai sahabatku yang dimuliakan Allah, sekalipun sepanjang tahun kau gendong ibumu, bahkan sampai ke ujung duniapun; Maka engkau tidak akan pernah dapat membalas budinya, walau hanya setitik dari darah yang telah beliau teteskan ke bumi sa’at ia melahirkanmu. Dan inilah yang telah di-ingatkan Allah kepada kita melalui Firman-Nya (Q.S. Al-Ahqaf: 15): “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)….” Dan di ayat yang lain Allah berfirman (Q.S. Luqman: 14): “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Kemudian Abdullah ibnu Umar bin Khattab mohon diri dan berlalu dari hadapan Uways Al-Qarni yang masih menggendong ibunya di depan Ka’bah.

Lalu bagaimanakah perlakuan kita terhadap ibu kita? Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 12 Sya’ban 1437 H / 20 Mei 2016
KH. Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.