Thursday 6 October 2016

LEBARAN (ANAK) YATIM




oleh: KH.Bachtiar Ahmad
======================
Entah bagaimana mulanya, tiba-tiba saja “teman” saya bilang: “Lebaran (anak) Yatim” atau “Hari Raya (anak) Yatim” itu “bid’ah”, tidak ada tuntunannya dari Rasulullah SAW atau dasar hukumnya.”

Dan demi mendengar “celetukannya” tersebut, saya pun berkomentar: “Justru saya sangat-sangat berterima kasih kepada “ulama” atau siapa saja yang telah melakukan “inovasi” atau membuat terobosan untuk menyelenggarakan kegiatan Lebaran atau Hari Raya anak Yatim di setiap tanggal 10 Muharram itu.”

“Lho, kok bisa begitu pak Haji?”, tanya si kawan menanggapi komentar saya tersebut.

Sambil senyum saya balik bertanya kepadanya: “Dalam setahun ini, sudah berapa banyak dan berapa kali kau santuni dan berbagi dengan anak-anak Yatim. Jangan-jangan tak pernah, kecuali sesekali mengisi kotak amal untuk anak Yatim yang tersedia di Musholla atau di Masjid tempat kau sholat Jum’at.”

Melihat dia diam saja, saya makin semangat untuk “ngocehin” dia:

“Kita semua tahu, bahwa memelihara, menyayangi dan menyantuni anak-anak Yatim itu adalah salah satu kewajiban yang Allah perintahkan kepada kita. Bahkan dalam salah satu Firman-Nya, Allah tegaskan orang yang tidak punya belas kasih terhadap anak-anak Yatim itu adalah termasuk “orang yang mendustakan agama.” Tapi seperti kata saya tadi, dalam sehari; seminggu; sebulan atau setahun yang kita lalui, berapa kali dan sudah berapa banyak kita melakukan itu. Jadi menurut saya, orang yang melakukan terobosan dan mula pertama menyelenggarakan kegiatan Lebaran atau Hari Raya anak Yatim itu tentu punya alasan kuat untuk melaksanakannya. Dalam hal ini paling tidak beliau berpendapat, paling tidak kegiatan ini bisa mengingatkan orang kepada tanggung jawabnya terhadap anak-anak Yatim yang ada di sekitarnya. Lagi pula istilah Hari Raya atau Lebaran anak Yatim itu cuma suatu “istilah”; tidak sama dengan istilah Lebaran atau dua Hari Raya yang kita kenal selama ini. Dimana sudah diatur tata caranya menurut syari’at. Sementara Lebaran atau Hari Raya anak Yatim tersebut, walau difokuskan kegiatannya pada 10 Muharram, tapi ada juga yang baru melaksanakannya di tanggal yang lain. Dan itupun tidak dilakukan secara serentak; ada yang laksanakan siang hari; ada yang pagi hari dan atau petang hari. Walau tujuannya sama, yaitu untuk berbagi kegembiraan dan kebahagiaan kepada anak-anak Yatim yang mungkin terlupakan di hari-hari yang lain.”

Saya sengaja berhenti ngoceh untuk melihat reaksinya. Dan melihat saya berhenti bicara, bak bunyi sebuah iklan kawan saya bilang: “Terus…” Lalu saya katakan kepadanya: “Kita harus ingat, bahwa Allah Ta’ala berfirman:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”  (Q.S.Al-Baqarah: 195)

“Nah, berkaitan dengan hal itu salah seorang “Guru” saya yang sudah almarhum pernah mengajarkan: “Allah dan Rasul perintahkan berbuat baik atau beramal baik, maka lakukanlah itu dengan semampumu; Baik dengan cara yang telah dicontohkan atau yang dituntun oleh Rasulullah SAW, maupun dengan caramu sendiri. Yang terpenting adalah, di dalam perbuatan baik itu TIDAK ADA UNSUR MAKSIATNYA kepada Allah Ta’ala, atau dengan kata lain: Tidak bertentangan dengan apa-apa yang telah dilarang Allah dan Rasul-Nya. Jangan takut dibilang bid’ah sama orang lain, sebab yang mengukur dan membalas amal baik itu adalah Allah Ta’ala, bukan mereka.”

Menutup ocehan saya bilang kepadanya: “Jadi sekarang kamu mau bilang BID’AH atau mengada-ada, terserah kamu sajalah. Sebab amal ibadah kita yang nilai dan memberi balasan bukan orang yang melihatnya, tapi Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. //  Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (Q.S. Al-Zalzalah: 7-8)

Dan kamipun sama-sama berdiam diri. Wallahua’lam

Bagansiapiapi, 6 Dzulhijjah 1438 H / 7 Oktober 2016.
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.