Friday, 20 January 2017

NASIHAT GURUKU (52): Tentang Fitnah Akhir Zaman

0leh: KH.Bachtiar Ahmad
 ====================
Anakku, lihatlah kondisi umat yang ada disekitarmu sa’at ini. Sungguh sangat menyedihkan keadaan dan kondisi sebahagian besar saudara-saudara kita yang mengaku beriman kepada Allah; Bahwa banyak yang sudah tidak sungguh-sungguh lagi menegakkan syari’at Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Kebenaran makin banyak ditinggalkan karena banyak kebathilan yang dilakukan dan ditegakkan dalam kehidupan sa’at ini.
Lihatlah olehmu, fitnah telah menyebar kemana-mana; hawa nafsu telah dijadikan sebagai Tuhan; pamer harta; rebutan kekuasaan dan jabatan menjadi idam-idaman banyak orang. Banyak yang fasih baca Al-Quran dan bicara tentang kebaikan, tapi kenyataannya mereka seolah-olah tampak tidak beriman pada Hari Kemudian dan kematian yang akan menjemput. Mereka hanya menggunakan Firman Allah dan Sabda Rasulullah ketika hal itu memberikan keuntungan, dan merasa kepanasan jika ada ayat-ayat Allah dan perkataan Rasulullah yang merugikan mereka. Dan boleh jadi mereka inilah yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi dari Anas bin Malik r.a)

Atau bisa jadi mereka itulah yang dimaksudkan Allah Ta’ala dengan Firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S.An-Nisaa’: 142)

Anakku, mencermati situasi dan kondisi semacam itu, maka boleh jadi kita telah sampai pada suatu zaman yang pernah disebutkan Rasulullah SAW dalam hadis beliau:

“Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah r.a)

Sementara dalam hadis lainnya rasulullah SAW bersabda:

“Zaman menjadi dekat, ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak terjadi al-haraj.”  Ada yang bertanya: “Apakah al-haraj ya Rasulullah?.” Rasulullah menjawab: “Yaitu pembunuhan.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a)

Anakku, dalam kondisi yang demikian ini, maka tidak ada cara lain untuk selamat selain tetap istiqomah menjalankan apa yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang dipesankan Rasulullah SAW dengan sabda beliau kepada sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman r.a:

“Aku (Hudzaifah) bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan akan datang kejahatan?” Beliau menjawab: “Ya, banyak penyeru yang mengajak ke pintu jahanam, maka, barangsiapa yang meng-ijabahnya (mengikutinya), mereka akan dilemparkan ke dalamnya.” Aku bertanya lagi: “Sifatkanlah mereka itu kepada kita.” Beliau SAW berkata:  “Mereka itu dari golongan kita (kaum muslimin) dan berbicara dengan bahasa (Al-Quran dan Hadis) kita.” Aku berkata: “Lalu bagaimanakah saya harus bersikap ketika melihatnya keadaan itu.?” Rasulullah SAW menjawab:  “Lazimilah (tetaplah berpegang) pada jamaah muslimin dan imam mereka.” Aku bertanya: “Jika tidak ada jamaah dan Imam yang dapat di-ikuti.” Beliau SAW menjawab: “Jauhilah semua kelompok itu meskipun akar pohon melilitmu hingga maut menjemputmu, dan engkau tetap seperti itu.” (HR. Muslim dari Hudzaifah r.a)

Sementara dalam sebuah hadis lainnya ketika masa-masa yang kacau itu datang, Rasulullah SAW bersabda kepada Amru ibnu Ash r.a:

“Wahai Amru, jagalah rumah, keluargamu, lidahmu, dan lakukanlah apa yang kamu tahu dan tinggalkan yang mungkar, serta berhati hatilah dengan urusanmu sendiri, lalu tinggalkanlah perkara yang umum.” (HR Abu Daud dan Nasa’i dari Amru ibnu Ash r.a)

Ingatlah anakku, kita senantiasa diawasi oleh Allah Ta’ala dan Malaikat Pencatat akan mencatat sekecil apapun perbuatan kita. Berhati-hatilah engkau, janganlah sekali-kali engkau keluar dari rel kebajikan hingga jatuh dan terjerembab di jurang kesalahan yang menjadikan engkau hina dalam pandangan Allah Ta’ala; baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Semoga nasihatku ini bermanfaat dan Allah Ta’ala senantiasa memeliharamu dari keburukan dan kejahatan nfitnah akhir zaman. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi,  21 Rabi’ul Akhir 1438 H / 20 Januari 2017

KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.