0leh:
KH.Bachtiar Ahmad
====================
Anakku, lihatlah kondisi umat yang ada disekitarmu
sa’at ini. Sungguh sangat menyedihkan keadaan dan kondisi sebahagian besar
saudara-saudara kita yang mengaku beriman kepada Allah; Bahwa banyak yang sudah
tidak sungguh-sungguh lagi menegakkan syari’at Islam sebagaimana yang
dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Kebenaran makin banyak ditinggalkan karena
banyak kebathilan yang dilakukan dan ditegakkan dalam kehidupan sa’at ini.
Lihatlah olehmu, fitnah telah menyebar kemana-mana;
hawa nafsu telah dijadikan sebagai Tuhan; pamer harta; rebutan kekuasaan dan
jabatan menjadi idam-idaman banyak orang. Banyak yang fasih baca Al-Quran dan
bicara tentang kebaikan, tapi kenyataannya mereka seolah-olah tampak tidak
beriman pada Hari Kemudian dan kematian yang akan menjemput. Mereka hanya
menggunakan Firman Allah dan Sabda Rasulullah ketika hal itu memberikan
keuntungan, dan merasa kepanasan jika ada ayat-ayat Allah dan perkataan
Rasulullah yang merugikan mereka. Dan boleh jadi mereka inilah yang disebut
oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:
“Akan
datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya
seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi dari Anas bin Malik
r.a)
Atau bisa
jadi mereka itulah yang dimaksudkan Allah Ta’ala dengan Firman-Nya:
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S.An-Nisaa’:
142)
Anakku, mencermati situasi dan kondisi
semacam itu, maka boleh jadi kita telah sampai pada suatu zaman yang pernah
disebutkan Rasulullah SAW dalam hadis beliau:
“Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang
menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat
diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah
turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab:
“Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah r.a)
Sementara dalam
hadis lainnya rasulullah SAW bersabda:
“Zaman menjadi dekat,
ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak
terjadi al-haraj.” Ada yang bertanya:
“Apakah al-haraj ya Rasulullah?.” Rasulullah menjawab: “Yaitu pembunuhan.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a)
Anakku, dalam kondisi yang demikian ini, maka tidak ada
cara lain untuk selamat selain tetap istiqomah menjalankan apa yang telah
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang dipesankan Rasulullah SAW
dengan sabda beliau kepada sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman r.a:
“Aku (Hudzaifah)
bertanya kepada Rasulullah: “Wahai
Rasulullah, apakah setelah kebaikan akan datang kejahatan?” Beliau menjawab: “Ya, banyak penyeru yang mengajak ke pintu
jahanam, maka, barangsiapa yang meng-ijabahnya (mengikutinya), mereka akan
dilemparkan ke dalamnya.” Aku bertanya lagi: “Sifatkanlah mereka itu kepada kita.” Beliau SAW berkata: “Mereka
itu dari golongan kita (kaum muslimin) dan berbicara dengan bahasa (Al-Quran
dan Hadis) kita.” Aku berkata: “Lalu
bagaimanakah saya harus bersikap ketika melihatnya keadaan itu.?” Rasulullah
SAW menjawab: “Lazimilah (tetaplah berpegang) pada jamaah
muslimin dan imam mereka.” Aku bertanya: “Jika tidak ada jamaah dan Imam yang dapat di-ikuti.” Beliau SAW
menjawab: “Jauhilah semua kelompok itu
meskipun akar pohon melilitmu hingga maut menjemputmu, dan engkau tetap seperti
itu.” (HR. Muslim dari Hudzaifah r.a)
Sementara dalam
sebuah hadis lainnya ketika masa-masa yang kacau itu datang, Rasulullah SAW
bersabda kepada Amru ibnu Ash r.a:
“Wahai Amru, jagalah rumah, keluargamu, lidahmu, dan
lakukanlah apa yang kamu tahu dan tinggalkan yang mungkar, serta berhati
hatilah dengan urusanmu sendiri, lalu tinggalkanlah perkara yang umum.” (HR Abu Daud dan Nasa’i dari Amru ibnu Ash r.a)
Ingatlah anakku,
kita senantiasa diawasi oleh Allah Ta’ala dan Malaikat Pencatat akan mencatat
sekecil apapun perbuatan kita. Berhati-hatilah engkau, janganlah sekali-kali
engkau keluar dari rel kebajikan hingga jatuh dan terjerembab di jurang
kesalahan yang menjadikan engkau hina dalam pandangan Allah Ta’ala; baik di
dunia maupun di akhirat nanti.
Semoga nasihatku ini bermanfaat dan Allah Ta’ala senantiasa
memeliharamu dari keburukan dan kejahatan nfitnah akhir zaman. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 21
Rabi’ul Akhir 1438 H / 20 Januari 2017
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment