Friday, 3 February 2017

NASIHAT GURUKU (52): Tentang Rezeki dan Dunia.

oleh: KH.Bachtiar Ahmad
==================
Anakku, sebagaimana yang diterangkan Allah Ta’ala di dalam Kitab-Nya, maka pada saatnya engkau akan berjumpa dengan orang-orang yang sangat tamak ataupun loba pada kehidupan dunia. Dan mereka itu adalah dari kalanganmu sendiri, yakni orang yang  mengaku beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Mereka bahkan lebih serakah lagi dari orang-orang Musyrik, lupa pada kematian dan senantiasa berharap umur mereka dipanjangkan Allah Ta’ala. Inilah yang disebutkan Allah di dalam Kitab-Nya:

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”(Q.S.Al-Baqarah: 96)

Dan yang lebih meyedihkan lagi adalah, bahwa mereka akan menjadi orang yang kikir dan sangat  takut kehilangan hartanya lantaran bisikan “syaithan” sebagaimana yang diterangkan Allah Ta’ala dengan Firman-Nya:

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. Al-Baqarah: 268)

Sifat kikir tersebut telah pula menjadikan mereka sebagai orang yang  sombong dan bangga dengan apa yang mereka miliki, suatu hal yang sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri; // (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.”(Q.S.An-Nisaa’: 36-37)

Anakku, dalam keadaan yang demikian itu sesulit dan sesusah apapun hidup yang engkau jalani, janganlah engkau mengikuti cara mereka. Tetaplah istiqomah dengan usaha yang diridhai Allah, janganlah engkau takut tidak makan atau tidak mendapatkan rezeki dari Allah Ta’ala. Sebab Allah Ta’ala telah menjamin rezeki kita sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman-Nya:

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”(Q.S. Al-Isra’: 30)

Adapun makna dari Firman Allah Ta’ala tersebut adalah, bahwa semua makhluk Allah tetap  mendapat rezekinya sesuai dengan ukuran dan takaran yang dikehendaki Allah baginya. Bahkan bagi yang tidak dapat bergerak untuk mengurus rezekinya sekalipun, Allah berikan bagian mereka sebagaimana Firman-Nya:

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.  Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q.S.Al-Ankabut: 60)

Anakku, sebagaimana yang disematkan-Nya dalam Kitab-Nya yang mulia, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingatkan kita melalui lisan Musa a.s yang berkata kepada kaumnya:

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”(Q.S. Al-Mu’min: 39)

Oleh sebab itulah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau lebih suka hidup dalam keadaan serba kekurangan daripada nantinya harus berurusan dengan Allah Ta’ala dalam soal harta duniawi. Dan hendaklah pula engkau yakini; Bahwa rezeki yang banyak belum tentu Allah berkahi. Sebaliknya bisa jadi hal itu adalah merupakan siksaan Allah bagi mereka di dunia ini yang pada akhirnya mereka mati dalam keadaan kafir. Hal ini Allah Ta’ala terangkan di dalam Kitab-Nya:

“Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.”(Q.S.At-Taubah: 85)

                Satu hal lagi anakku, sesungguhnya dunia yang engkau pandang indah ini sebenarnya  adalah sesuatu yang sangat buruk dalam pandangan Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.  Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al-Hadiid: 20)

Anakku, semoga nasihatku ini bermanfaat dan Allah Ta’ala senantiasa memberimu petunjuk dan  meliharamu dari   tipuan dunia yang fana ini.

Bagansiapiapi,  28 Rabi’ul Akhir 1438 H / 27 Januari 2017

KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.