oleh:
KH.Bachtiar Ahmad
==================
Anakku, sebagaimana yang diterangkan Allah Ta’ala di
dalam Kitab-Nya, maka pada saatnya engkau akan berjumpa dengan orang-orang yang
sangat tamak ataupun loba pada kehidupan dunia. Dan mereka itu adalah dari
kalanganmu sendiri, yakni orang yang
mengaku beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Mereka bahkan lebih
serakah lagi dari orang-orang Musyrik, lupa pada kematian dan senantiasa
berharap umur mereka dipanjangkan Allah Ta’ala. Inilah yang disebutkan Allah di
dalam Kitab-Nya:
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia),
bahkan (lebih loba lagi) dari
orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun,
padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”(Q.S.Al-Baqarah: 96)
Dan yang lebih meyedihkan
lagi adalah, bahwa mereka akan menjadi orang yang kikir dan sangat takut kehilangan hartanya lantaran bisikan “syaithan” sebagaimana yang diterangkan
Allah Ta’ala dengan Firman-Nya:
“Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. Al-Baqarah: 268)
Sifat kikir tersebut telah
pula menjadikan mereka sebagai orang yang sombong dan bangga dengan apa yang mereka
miliki, suatu hal yang sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri; // (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang
lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya
kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang
menghinakan.”(Q.S.An-Nisaa’: 36-37)
Anakku, dalam keadaan yang demikian itu sesulit dan
sesusah apapun hidup yang engkau jalani, janganlah engkau mengikuti cara mereka.
Tetaplah istiqomah dengan usaha yang diridhai Allah, janganlah engkau takut
tidak makan atau tidak mendapatkan rezeki dari Allah Ta’ala. Sebab Allah Ta’ala
telah menjamin rezeki kita sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam
Firman-Nya:
“Sesungguhnya
Tuhanmu melapangkan rezeki
kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”(Q.S. Al-Isra’:
30)
Adapun makna dari
Firman Allah Ta’ala tersebut adalah, bahwa semua makhluk Allah tetap mendapat rezekinya sesuai dengan ukuran dan takaran
yang dikehendaki Allah baginya. Bahkan bagi yang tidak dapat bergerak untuk
mengurus rezekinya sekalipun, Allah berikan bagian mereka sebagaimana
Firman-Nya:
“Dan
berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya
sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki
kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q.S.Al-Ankabut:
60)
Anakku, sebagaimana yang disematkan-Nya dalam Kitab-Nya
yang mulia, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingatkan kita melalui lisan
Musa a.s yang berkata kepada kaumnya:
“Hai
kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”(Q.S. Al-Mu’min:
39)
Oleh sebab
itulah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau lebih suka hidup
dalam keadaan serba kekurangan daripada nantinya harus berurusan dengan Allah
Ta’ala dalam soal harta duniawi. Dan hendaklah pula engkau yakini; Bahwa rezeki yang banyak belum tentu Allah berkahi.
Sebaliknya bisa jadi hal itu adalah merupakan siksaan Allah bagi mereka di
dunia ini yang pada akhirnya mereka mati dalam keadaan kafir. Hal ini Allah
Ta’ala terangkan di dalam Kitab-Nya:
“Dan
janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah
menghendaki akan mengazab mereka di dunia
dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka dalam keadaan
kafir.”(Q.S.At-Taubah: 85)
Satu
hal lagi anakku, sesungguhnya dunia yang engkau pandang indah ini sebenarnya adalah sesuatu yang sangat buruk dalam
pandangan Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:
“Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia
itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras
dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al-Hadiid: 20)
Anakku, semoga nasihatku ini bermanfaat dan Allah Ta’ala senantiasa memberimu
petunjuk dan meliharamu dari tipuan
dunia yang fana ini.
Bagansiapiapi, 28
Rabi’ul Akhir 1438 H / 27 Januari 2017
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment