Saturday, 25 March 2017

JIKA AKU MATI…

oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku, kematian itu adalah janji yang pasti dari Allah. Dan jika kelak janji itu sampai kepadaku, maka hal yang membuatku bersedih adalah; Bahwa aku tidak bisa lagi bermunajah kepada Allah untuk memohon agar Allah mengampuni dan memaafkan kalian serta  keluarga dan saudara-saudaraku seluruh kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah mendahuluiku; Bahwa aku tidak lagi bisa memohon kepada Allah, agar kalian yang masih diberi umur  senantiasa mendapat tambahan hidayah dan inayah-Nya; tetap istiqomah melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya; Bahwa aku tidak lagi memiliki kesempatan memohon kepada Allah, agar dimudahkannya semua urusan kebaikan kalian; baik yang berkaitan dengan dunia maupun urusan akhirat kalian.

Anakku, sungguh kematian yang datang menjemput seseorang telah membuat dirinya terputus untuk melakukan kebajikan, yakni mendo’akan ahli keluarga dan saudara-saudaranya  yang se-iman sebagaimana yang diperintahkan  Allah dengan Firman-Nya: “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (Q.S.Muhammad: 19)

Anakku, aku tidak khawatir tentang rezeki kalian karena hal itu sudah dijamin Allah sebagaimana Firman-Nya: Dan tidak ada suatu makhluk hidup pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam makhluk itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhulmahfudz).” (Q.S.Hud: 16). Dalam hal ini yang menjadi kesedihanku adalah; Bahwa aku tidak lagi bisa berdo’a memohon kepada Allah, agar melapangkan dan memberi rezeki yang banyak kepada kalian, karena sesungguhnya Allah akan meluaskan dan memyempitkan rezeki bagi siapa saja sebagaimana Firman-Nya: “Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.”  (Q.S. Ar-Ra’d: 26).

Anakku, jika kematian sampai kepadaku, maka aku sangat cemas memikirkan kalian dalam 2(dua) perkara, yakni tentang ampunan dan hidayah Allah. Sebab dalam soal ini Allah sudah menegaskan, bahwa DIA akan mengampuni dan memaafkan serta memberi petunjuk hanya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dalam hal ini Allah telah berfirman:

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  
                                              (Q.S. Al-Baqarah: 284)

“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”  (Q.S. Al-An’am: 125)

Anakku, oleh sebab itu hendaklah kalian selalu ta’at kepada Allah dan memohon ampunan-Nya; mohonlah kepada Allah agar senantiasa menambah dan memelihara hidayah yang telah dianugerahkan Allah kepada kalian. Hendaklah kalian senantiasa memohon kepada Allah dengan do’a yang telah diajarkan-Nya:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.”  (Q.S. Ali ‘Imran: 17)

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”  
                                           (Q.S. Ali ‘Imran: 8)

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”  
                                             (Q.S. Al-Baqarah: 201)

Anakku, mungkin bagi kalian ini adalah rangkaian kata yang tidak ada artinya. Akan tetapi bagiku inilah seutama-utamanya warisan yang dapat kutinggalkan untuk kalian. Dan dengan warisan inilah aku berharap dan memohon kepada Allah, agar kelak sepeninggalanku keimanan dan ketakwaan kalian kepada Allah makin bertambah kokoh.
Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 21 Jumadil Akhir 1438 H / 20 Maret 2017
KH.Bachtiar Ahmad






No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.