oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku,
kematian itu adalah janji yang pasti dari Allah. Dan jika kelak janji itu
sampai kepadaku, maka hal yang membuatku bersedih adalah; Bahwa aku tidak bisa
lagi bermunajah kepada Allah untuk memohon agar Allah mengampuni dan memaafkan kalian
serta keluarga dan saudara-saudaraku seluruh
kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah
mendahuluiku; Bahwa aku tidak lagi bisa memohon kepada Allah, agar kalian yang
masih diberi umur senantiasa mendapat
tambahan hidayah dan inayah-Nya; tetap istiqomah melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan-Nya; Bahwa aku tidak lagi memiliki kesempatan memohon
kepada Allah, agar dimudahkannya semua urusan kebaikan kalian; baik yang
berkaitan dengan dunia maupun urusan akhirat kalian.
Anakku,
sungguh kematian yang datang menjemput seseorang telah membuat dirinya terputus
untuk melakukan kebajikan, yakni mendo’akan ahli keluarga dan saudara-saudaranya
yang se-iman sebagaimana yang
diperintahkan Allah dengan Firman-Nya: “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang
Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat tinggalmu.” (Q.S.Muhammad: 19)
Anakku, aku tidak khawatir tentang rezeki kalian
karena hal itu sudah dijamin Allah sebagaimana Firman-Nya: “Dan tidak
ada suatu makhluk hidup pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,
dan Dia mengetahui tempat berdiam makhluk itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhulmahfudz).” (Q.S.Hud:
16). Dalam hal ini yang menjadi kesedihanku adalah; Bahwa aku tidak lagi bisa berdo’a
memohon kepada Allah, agar melapangkan dan memberi rezeki yang banyak kepada
kalian, karena sesungguhnya Allah akan meluaskan dan memyempitkan rezeki bagi
siapa saja sebagaimana Firman-Nya: “Allah
meluaskan rezeki dan
menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Q.S. Ar-Ra’d: 26).
Anakku,
jika kematian sampai kepadaku, maka aku sangat cemas memikirkan kalian dalam
2(dua) perkara, yakni tentang ampunan dan hidayah Allah. Sebab dalam soal ini
Allah sudah menegaskan, bahwa DIA akan mengampuni dan memaafkan serta memberi
petunjuk hanya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dalam hal ini Allah
telah berfirman:
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni
siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S. Al-Baqarah: 284)
(Q.S. Al-Baqarah: 284)
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan
siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (Q.S. Al-An’am: 125)
Anakku, oleh
sebab itu hendaklah kalian selalu ta’at kepada Allah dan memohon ampunan-Nya;
mohonlah kepada Allah agar senantiasa menambah dan memelihara hidayah yang
telah dianugerahkan Allah kepada kalian. Hendaklah kalian senantiasa memohon
kepada Allah dengan do’a yang telah diajarkan-Nya:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan
peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali ‘Imran: 17)
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha
Pemberi (karunia).”
(Q.S. Ali ‘Imran: 8)
(Q.S. Ali ‘Imran: 8)
“Ya
Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat
dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
(Q.S. Al-Baqarah: 201)
(Q.S. Al-Baqarah: 201)
Anakku,
mungkin bagi kalian ini adalah rangkaian kata yang tidak ada artinya. Akan
tetapi bagiku inilah seutama-utamanya warisan yang dapat kutinggalkan untuk
kalian. Dan dengan warisan inilah aku berharap dan memohon kepada Allah, agar
kelak sepeninggalanku keimanan dan ketakwaan kalian kepada Allah makin
bertambah kokoh.
Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
21 Jumadil Akhir 1438 H / 20 Maret 2017
KH.Bachtiar
Ahmad
No comments:
Post a Comment