Wednesday, 20 September 2017

JIKA AKU MATI (3)

oleh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Anakku, kematian itu adalah janji yang pasti dari Allah. Dan jika kelak janji itu sampai kepadaku, maka yang pertama kumohon kepada kalian adalah; Bahwa aku tak ingin kalian mengenang dan apalagi merasa berhutang budi atas hal-hal yang bersifat duniawi yang telah telah ku-usahakan serta kuberikan kepada kalian. Karena bagaimanapun juga hal itu adalah kewajibanku sebagaimana yang telah Allah perintahkan sebagaimana Firman-Nya:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian.” (Q.S.Al-Baqarah: 233)

Malah sebaliknya, akulah yang meminta maaf kalian lantaran tidak bisa memenuhi dan mengantarkan kalian sampai dapat meraih harapan atau apa yang kalian cita-citakan.

Adapun selanjutnya anakku; Janganlah sedikitpun kalian berpaling dari agama yang telah diridhai Allah hingga kalian mati dalam keadaan Islam sebagaimana yang perkataan Nabiyallah Ibrahim ‘alaihis-salam yang Allah firmankan di dalam Kitab-Nya:

“Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Q.S. Al-Baqarah: 132)

Hendaklah kalian benar-benar bertakwa kepada Allah dan jangan sekutukan dengan apapun; baik langsung ataupun tidak langsung; sebagaimana yang diwasiatkan Luqmanul Hakim kepada putranya:

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar.” (Q.S.Luqman: 13)

Luqman juga mewasiatkan kepada putranya:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). // Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. // Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Q.S.Luqman: 17-19)

Anakku, hendaklah kalian sholat dengan thuma’ninah tepat di awal waktu dan senantiasa sholat berjama’ah sebagaimana yang dipesankan Rasulullah “shallallahu ‘alaihi wasallam” dalam hadis-hadis beliau, kecuali jika ada hal-hal darurat yang dibenarkan oleh agama yang membolehkan kalian menunda waktu sholat. Dalam hal ini, janganlah kalian yang mengatur waktu sholat sesuai dengan kehendak dan selera kalian lantaran sibuk mengurusi dunia. Hendaklah kalian ingat bahwa Allah telah menegaskan dengan Firman-Nya:

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat; (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (Q.S.Al-Ma’uun: 4-5)

Dan adapun di antara orang-orang yang melalaikan sholatnya, adalah mereka yang suka menunda atau mengulur-ulur waktu sholatnya tanpa adanya suatu perkara yang dibenakan oleh hukum syar’i atau ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.

Anakku, jika engkau ingin tetap medapatkan rahmat Allah dan sekaligus merasakan ketentraman jiwa dari berbagai persoalan hidup, maka bacalah olehmu Al-Quran setiap hari walau hanya sepuluh ayat. Karena sesugguhnya Al-Quran itu adalah obat dan sekaligus rahmat bagi orang-orang yang beriman sebagaimana Firman Allah:

“dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan         Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Isra’: 82)

Anakku, semoga wasiatku ini bisa engkau pahami dan laksanakan sebaik-baiknya, agar keimanan dan ketakwaan kalian kepada Allah tetap kokoh adanya. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 29 Dzulhijjah 1438 H / 20 September 2017

KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.