oleh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Anakku, kematian
itu adalah janji yang pasti dari Allah. Dan jika kelak janji itu sampai
kepadaku, maka yang pertama kumohon kepada kalian adalah; Bahwa aku tak ingin
kalian mengenang dan apalagi merasa berhutang budi atas hal-hal yang bersifat
duniawi yang telah telah ku-usahakan serta kuberikan kepada kalian. Karena
bagaimanapun juga hal itu adalah kewajibanku sebagaimana yang telah Allah
perintahkan sebagaimana Firman-Nya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan juga seorang ayah
karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian.” (Q.S.Al-Baqarah: 233)
Malah sebaliknya, akulah yang meminta maaf kalian lantaran
tidak bisa memenuhi dan mengantarkan kalian sampai dapat meraih harapan atau
apa yang kalian cita-citakan.
Adapun selanjutnya anakku; Janganlah sedikitpun kalian
berpaling dari agama yang telah diridhai Allah hingga kalian mati dalam keadaan
Islam sebagaimana yang perkataan Nabiyallah Ibrahim ‘alaihis-salam yang Allah
firmankan di dalam Kitab-Nya:
“Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam.” (Q.S. Al-Baqarah: 132)
Hendaklah kalian benar-benar bertakwa kepada Allah dan
jangan sekutukan dengan apapun; baik langsung ataupun tidak langsung; sebagaimana
yang diwasiatkan Luqmanul Hakim kepada putranya:
“Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kelaliman yang besar.” (Q.S.Luqman: 13)
Luqman juga
mewasiatkan kepada putranya:
“Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah). // Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. // Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Q.S.Luqman: 17-19)
Anakku, hendaklah
kalian sholat dengan thuma’ninah tepat di awal waktu dan senantiasa sholat
berjama’ah sebagaimana yang dipesankan Rasulullah “shallallahu ‘alaihi
wasallam” dalam hadis-hadis beliau, kecuali jika ada hal-hal darurat yang
dibenarkan oleh agama yang membolehkan kalian menunda waktu sholat. Dalam hal
ini, janganlah kalian yang mengatur waktu sholat sesuai dengan kehendak dan
selera kalian lantaran sibuk mengurusi dunia. Hendaklah kalian ingat bahwa
Allah telah menegaskan dengan Firman-Nya:
“Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat; (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” (Q.S.Al-Ma’uun: 4-5)
Dan adapun di
antara orang-orang yang melalaikan sholatnya, adalah mereka yang suka menunda
atau mengulur-ulur waktu sholatnya tanpa adanya suatu perkara yang dibenakan
oleh hukum syar’i atau ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Anakku, jika engkau
ingin tetap medapatkan rahmat Allah dan sekaligus merasakan ketentraman jiwa
dari berbagai persoalan hidup, maka bacalah olehmu Al-Quran setiap hari walau
hanya sepuluh ayat. Karena sesugguhnya Al-Quran itu adalah obat dan sekaligus
rahmat bagi orang-orang yang beriman sebagaimana Firman Allah:
“dan Kami
turunkan dari Al-Qur'an suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang lalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Isra’: 82)
Anakku, semoga
wasiatku ini bisa engkau pahami dan laksanakan sebaik-baiknya, agar keimanan
dan ketakwaan kalian kepada Allah tetap kokoh adanya. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 29
Dzulhijjah 1438 H / 20 September 2017
KH.Bachtiar
Ahmad
No comments:
Post a Comment