(dinukil dan diedit
dari beberapa sumber)
===================================
Tengah hari di kota
Madinah sangatlah panasnya. Dan dalam cuaca yang demikian itu pada umumnya
banyak penduduk Madinah yang lebih suka memilih “qaylullah” atau tidur siang. Akan tetapi dalam keadaan yang
demikian itu sahabat Rasulullah; Abu Bakar As-Shiddiq keluar dari rumahnya, dan
dengan langkah terhuyung-huyung ia berjalan menuju Masjid. Dan beberapa saat
kemudian Umar bin Khattab menyusul pula ke Masjid. Dan setibanya di masjid ia
bertanya kepada sahabatnya itu: “ Wahai Abu Bakar, apa yang menyebabkan engkau
keluar rumah dan berada di Masjid pada jam seperti ini.”
Abu Bakar menjawab:
“Aku keluar karena lapar.” Lalu Umar pun berkata: “Demi Allah yang diriku ada
dalam genggaman-Nya, akupun keluar rumah karena lapar.”
Saat keduanya duduk
dan berbincang-bincang Rasulullah SAW datang ke Masjid dan bertanya: “Wahai
sahabat, mengapa kalian keluar pada jam seperti ini.” Dan nyaris serempak
keduanya menjawab: “Kami merasa lapar ya Rasulullah.” Sambil tersenyum
Rasulullah pun berkata kepada kedua sahabatnya itu: “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, akupun sama
seperti kalian. Akupun merasa lapar. Oleh sebab itu mari kita pergi ke rumah
Abu Ayyub Al-Anshari.”
Setibanya di rumah
Ayyub, Rasulullah dan kedua sahabat beliau disambut oleh istrinya dengan mengucapkan: “marhaban bi Nabiyillah wa biman
ma’ah” (Selamat datang ya Nabiyallah dan orang-orang yang bersamanya). Kemudian
Rasulullah bertanya tentang Ayyub dan dijelaskan oleh istrinya, bahwa Ayyub
sedang keluar sebentar dan segera kembali ke rumah.
Ayyub Al-Anhsari
sangat senang mendapat kunjungan tersebut, lalu ia memotong setandan kurma
untuk dihidangkan kepada Rasulullah dan sahabat. Melihat itu Rasulullah SAW
menegur Ayyub: “Wahai Ayyub, mengapa engkau memotong setandan kurma. Padahal
yang akan dimakan hanyalh beberapa butir saja.”
Berkata Ayyub
Al-Anshari: “Ya Rasulullah, saya ingin
engkau memakan kurma yang sudah masak ataupun yang masih muda. Karena itulah saya mengambilnya setandan, agar
engkau bisa memilih mana yang paling engkau sukai.”
Selanjutnya untuk
menjamu Rasulullah dan sahabat beliau, Ayyub Al-Anshari menyembelih se-ekor
kambing muda; yang setengah dimasak/digulai dan yang setengahnya lagi
dipanggang. Tatkala hidangan sampai di hadapan beliau, Rasulullah berkata
kepada Ayyub: “Hai Ayyub, jika engkau berkenan tolong berikan sebahagian dari
hidangan ini kepada putriku Fatimah. Sebab sudah beberapa waktu ini dia tidak
memperoleh makanan yang seperti ini.”
Dan Ayyub pun
bersegera melaksanakan apa yang diminta oleh Rasulullah dan mengantarkan
makanan tersebut ke rumah Fatimah.
Rasulullah dan
sahabat beliau makan sampai kenyang. Kemudian beliau berkata: “Roti, daging,
kurma masak, kurma segar dan kurma yang muda.” Rasulullah menyebut apa saja
makanan yang telah beliau santap hari itu sementara air mata tergenang di
pelupuk mata beliau. Kemudian beliau berkata lagi: “Demi Allah yang diriku ada
di tangan-Nya, inilah nikmat yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya di
hadapan Allah di Hari Kiamat nanti.” Lalu beliau membaca ayat 8 Surah
At-Takats-tsur yang artinya: “Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari
itu (Hari Kiamat) tentang nikmat dunia yang kamu peroleh.”
-000-
Berkata Syaikh
Muhammad Yusron: “Jika baru sekadar makanan yang disantap Rasulullah SAW dan
sahabat beliau dalam riwayat tersebut sudah diminta pertanggungjawabannya oleh
Allah; Maka bagaimana pula kita harus mempertanggungjawabkan kenikmatan dunia yang lain serta
makanan-makanan lainnya yang telah memenuhi isi perut kita. Padahal ada di
antaranya yang kita peroleh dari jalan yang haram.” Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 30
Muharram 1439 H / 20 Oktober 2017.
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment