Walaupun ada perbedaan cara menghitung dan
pemberian nama, akan tetapi bilangan bulan dalam kehidupan yang kita lalui
tetap berjumlah 12(duabelas). Sebab yang demikian itulah yang menjadi ketetapan
Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah duabelas dalam
ketetapan Allah di waktu Dia mencipta-kan langit dan buni.” (Q.S. At-Taubah: 36)
Sementara
untuk hitungan tahun Allah siratkan dalam Firman-Nya:
“Dialah (Allah) yang menjadikan matahari bersinar
dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus: 5)
Artinya
adalah, bahwa ada yang menghitung waktu atau tahun berdasarkan peredaran bulan
yang disebut dengan Tahun Qomariyah; dan adapula yang menghitungnya berdasarkan
peredaran Matahari yang disebut dengan Tahun Syamsiah. Dan berkaitan dengan
kondisi yang demikian itu, maka 12(duabelas) bulan menurut perhitungan almanak
Tahun Syamsiah atau Miladiyah yang lebih kita kenal sebagai Tahun Masehi telah
pula berlalu dari kehidupan yang kita jalani. Dan hari ini kita sudah berada di
hari-hari pertama awal tahun 2018.
Dalam
hal ini terlepas dari suka atau tidak suka, maka sebagai “umat Islam” kita juga
telah di untungkan dengan adanya perhitungan kalender Miladiyah/Masehi
tersebut. Sebab dengan hal itu minimal kita punya dua kali kesempatan untuk melakukan evaluasi atau muhasabah diri
terhadap apa-apa yang telah kita lakukan dan yang belum kita peroleh dalam
kehidupan yang tengah kita jalani sebagaimana yang tersirat dan yang tersurat
dalam Firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Entah
disadari ataupun tidak, maka umur hidup yang dianugerahkan Allah kepada kita
terus berkurang. Dan itu artinya kesempatan atau peluang kita untuk memperbaiki
diri dari kesalahan dan kelalaian yang telah kita perbuat menjadi semakin
sedikit dan sempit. Dan inilah salah satu alasan agar kita setiap sa’at benar-benar
memperhatikan apa yang Allah perintahkan dengan Firman-Nya:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu
dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Ali ‘Imran: 133)
Bahkan
di dalam ayat yang lain Allah
perintah-kan kita untuk saling berlomba sebagaimana Firman-Nya:
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapat-kan)
ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang
disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah
karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar.” (Q.S. Al-Hadiid: 21)
Sementara
mengacu pada perintah Allah di atas, berkaitan dengan waktu dan kesempatan yang
diberikan Allah kepada kita; maka dalam
satu haditsnya Rasulullah SAW mengingatkan kita dengan sabda beliau:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima
perkara; Waktu mudamu sebelum datang
waktu tuamu; Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; Masa kayamu sebelum
datang masa kefakiranmu; Masa luangmu
sebelum datang masa sibukmu; Masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR.
Al-Hakim dari Ibnu Abbas)
Oleh sebab itulah, lantaran entah berapa banyak
lagi umur kehidupan yang diberikan Allah kepada kita, mari kita manfaatkan
waktu yang tersisa untuk segera membenahi diri dan prilaku hidup sesuai dengan
tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar kita tidak termasuk ke dalam golongan
orang-orang yang merugi; yang penuh dengan penyesalan setelah dunia yang fana
ini kita tinggalkan sebagaimana yang digambarkan Allah dengan Firman-Nya:
“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa
itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (dan mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami
telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan
mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Q.S. As-Sajdah: 12)
Semoga di tahun 2018
ini banyak perubahan berarti yang dapat kita lakukan; khususnya dalam
meningkatkan keimanan; keta’atan dan ketakwaan untuk meraih prestasi amaliah
yang diridhai Allah. Aamiin ya robbal ‘aalamiin……
Bagansiapiapi, 14
Rabi’ul Akhir 1439 H / 2 Januari 2018.
KH.Bachtiar Ahmad.
No comments:
Post a Comment