Wednesday, 3 January 2018

MENGHITUNG UMUR (1); MENAKAR AMALIAH



Walaupun ada perbedaan cara menghitung dan pemberian nama, akan tetapi bilangan bulan dalam kehidupan yang kita lalui tetap berjumlah 12(duabelas). Sebab yang demikian itulah yang menjadi ketetapan Allah Ta’ala sebagaimana Firman-Nya:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah duabelas dalam ketetapan Allah di waktu Dia mencipta-kan langit dan buni.” (Q.S. At-Taubah: 36)

Sementara untuk hitungan tahun Allah siratkan dalam Firman-Nya:

“Dialah (Allah) yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus: 5)

Artinya adalah, bahwa ada yang menghitung waktu atau tahun berdasarkan peredaran bulan yang disebut dengan Tahun Qomariyah; dan adapula yang menghitungnya berdasarkan peredaran Matahari yang disebut dengan Tahun Syamsiah. Dan berkaitan dengan kondisi yang demikian itu, maka 12(duabelas) bulan menurut perhitungan almanak Tahun Syamsiah atau Miladiyah yang lebih kita kenal sebagai Tahun Masehi telah pula berlalu dari kehidupan yang kita jalani. Dan hari ini kita sudah berada di hari-hari pertama awal tahun 2018.

Dalam hal ini terlepas dari suka atau tidak suka, maka sebagai “umat Islam” kita juga telah di untungkan dengan adanya perhitungan kalender Miladiyah/Masehi tersebut. Sebab dengan hal itu minimal kita punya dua kali kesempatan  untuk melakukan evaluasi atau muhasabah diri terhadap apa-apa yang telah kita lakukan dan yang belum kita peroleh dalam kehidupan yang tengah kita jalani sebagaimana yang tersirat dan yang tersurat dalam Firman Allah Ta’ala:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr: 18)

Entah disadari ataupun tidak, maka umur hidup yang dianugerahkan Allah kepada kita terus berkurang. Dan itu artinya kesempatan atau peluang kita untuk memperbaiki diri dari kesalahan dan kelalaian yang telah kita perbuat menjadi semakin sedikit dan sempit. Dan inilah salah satu alasan agar kita setiap sa’at benar-benar memperhatikan apa yang Allah perintahkan dengan Firman-Nya:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”  (Q.S. Ali ‘Imran: 133)

Bahkan di dalam ayat  yang lain Allah perintah-kan kita untuk saling berlomba sebagaimana Firman-Nya:

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapat-kan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Q.S. Al-Hadiid: 21)

Sementara mengacu pada perintah Allah di atas, berkaitan dengan waktu dan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita;  maka dalam satu haditsnya Rasulullah SAW mengingatkan kita dengan sabda beliau:

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara;  Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu; Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu;  Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; Masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim dari Ibnu Abbas)

Oleh sebab itulah, lantaran entah berapa banyak lagi umur kehidupan yang diberikan Allah kepada kita, mari kita manfaatkan waktu yang tersisa untuk segera membenahi diri dan prilaku hidup sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi; yang penuh dengan penyesalan setelah dunia yang fana ini kita tinggalkan sebagaimana yang digambarkan Allah dengan Firman-Nya:

“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya,  (dan mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.”  (Q.S. As-Sajdah: 12)

Semoga di tahun 2018 ini banyak perubahan berarti yang dapat kita lakukan; khususnya dalam meningkatkan keimanan; keta’atan dan ketakwaan untuk meraih prestasi amaliah yang diridhai Allah. Aamiin ya robbal ‘aalamiin……

Bagansiapiapi, 14 Rabi’ul Akhir 1439 H / 2 Januari 2018.
KH.Bachtiar Ahmad.

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.