Saturday, 17 February 2018

MANFAATKAN WAKTUMU !




oleh: KH. Bachtiar Ahmad
=====================
                “Waktu” adalah sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan manusia yang seringkali dinyatakan dengan idiom “waktu adalah emas” atau “waktu adalah uang”, yang artinya adalah; Seseorang hendaklah benar-benar memanfaatkan waktu kehidupan yang diberikan kepadanya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaatbagi dirinya. Baik untuk kehidupan duniawinya, terlebih-lebih lagi untuk kehidupan ukhrawinya. Selain itu dalam pandangan agama, maka “waktu”  adalah salah satu nikmat Allah yang utama, yang Allah anugerahkan kepada semua manusia.
Penjelasan tentang betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia; ketinggian tingkatannya dan pengaruhnya bagi pemikiran dan kehidupan manusia tersebut bisa kita simak  dari  banyaknya  kesaksian ayat-ayat Al-Quran, Bahkan lantaran begitu utama dan pentingnya waktu tersebut, maka   adakalanya Allah dalam konteks yang berbeda-beda untuk setiap masalah yang diurus-Nya, Allah telah bersumpah dengan menyebut atau menggunakan waktu yang Dia sendiri yang menciptakannya. Ada saatnya Allah bersumpah dengan waktu malam; siang; fajar; subuh; ketika matahari terbenam; waktu dhuha dan juga waktu Ashar. Namun demikian, walaupun waktu merupakan ciptaan Allah yang sangat bernilai tinggi dan sangat penting dala kehidupan, masih banyak di antara kita yang lalai dan tidak mau atau tidak bisa memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin; Baik untuk kehidupan dunianya maupun untuk akhiratnya. Dan hal inilah yang disindir Rasulullah SAW sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadis; Bahwa Rasulullah SAW bersabda:

                “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a)

                Berkaitan dengan hadits Rasulullah SAW di atas, maka entah disadari atau tidak, banyak yang lupa bahwa waktu yang mereka miliki adalah sesuatu yang tidak akan pernah bertambah. Melainkan setiap saat akan terus berkurang sampai tibat saatnya ajal menjemput. Dan dalam hal ini hanya orang-orang yang arif sajalah yang memiliki kesadaran; Bahwa ada sesuatu yang hilang seiring dengan berjalannya waktu. Sesuatu yang tak mungkin dapat diraih kembali, sekalipun ada orang yang sanggup membayar mahal untuk mendapatkannya kembali, yakni hilang dan berkurangnyanya kesempatan untuk berbuat untuk kepentingan hidupnya. Untuk dunianya dan juga untuk akhiratnya. Dan oleh sebab itulah Rasulullah SAW telah mengingatkan umat beliau untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sebagaimana yang tersurat dan tersirat dalam hadis beliau:

                “Manfaat lima hal sebelum datang lima yang lainnya; Masa mudamu sebelum datang masa tuamu; sehatmu sebelum sakitmu; kekayaanmu sebelum masa melaratmu; hidupmu sebelum matimu dan masa senggangmu sebelum masa sempitmu.”  (HR.Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah r.a)

                Bahkan begitu pentingnya “nikmat” waktu yang Allah berikan tersebut, maka pada akhirnya akan menumbuhkan rasa penyesalan yang berkepanjangan setelah nanti kita mati dan dihisab oleh Allah sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman Allah:
                Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.” (Q.S.Fathir: 37)

Dan oleh karena itulah dalam ayat yang lain Allah secara transparan memerintahkan manusia untuk segera bahkan saling berlomba  memanfaatkan waktu yang mereka miliki. Firman Allah Ta’ala:

                Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Q.S.Al-Hadid: 21)

                Dengan memperhatikan apa yang telah disampaikan di atas, maka hal terbaik bagi seseorang yang tidak ingin kehilangan kesempatan dalam hidupnya adalah dengan cara; Hendaknya ia hidup dalam batas waktu yang tersedia baginya. Artinya ialah; Bahwa ia benar-benar memanfaatkan waktu yang sedang dijalaninya. Adapun tentang waktu yang telah berlalu atau yang terlewatkan, kiranya dapat dijadikan sebagai guru atau tolok ukur untuk apa yang harus dilakukannya. Dan tentu saja meninggalkan segala macam angan-angan kosong atau yang disebut oleh agama dengan istilah “thulul ‘amal” dengan cara menanamkan harapannya kepada  Allahur-Rahman yang akan memberinya kebaikan-kebaikan sesuai dengan yang dicita-citakannya. Sebab yang demikian inilah yang tersurat dan tersirat dalam Firman Allah Ta’ala:

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain; //  dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S.Al-Insyirah: 7-8)

Jangan pernah berpikir, bahwa waktu yang dimiliki hanya tinggal sedikit dan dalam waktu yang pendek tak mungkin bisa meraih apa-apa yang di-inginkan. Sebab urusan “keberhasilan” kita mencapai sesuatu adalah urusan Allah Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatunya. Tugas kita hanya berusaha dan berbuat dengan menyerahkan semua hasilnya pada kehendak dan ketentuan Allah. Dan inilah yang dinamakan “bertawakkal” kepada Allah. Dan berusahalah meraih apa yang menjadi cita-cita hidup; Baik untuk dunia yang sedang kita jalani maupun untuk akhirat yang menanti kedatangan kita sebagaimana yang difirmankan Allah di dalam Kitab-Nya:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qashas: 77)

Kita memang harus sadar sepenuhnya, bahwa waktu yang kita miliki sangat terbatas dan yang namanya “maut”  bisa datang kapan saja Allah menghendakinya. Dan salah satu pertanyaan Allah kepada kita nantinya adalah tentang umur atau waktu hidup yang telah diberikan-Nya kepada kita. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dengan sabda beliau:

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (ketiga,) tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. keempat,) tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.” (HR Tirmidzi dari Abu Barzah r.a)
Semoga kita mampu memanfaatkan  waktu yang diberikan Allah kepada kita untuk kepentingan kehidupan kita di dunia dan di akhirat kelak dengan sebaik mungkin. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 1 Jumadil Akhir  1439 H / 17 Pebruari 2018

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.